Bahasa penulis hanya mampu di maknai oleh orang-orang tertentu, dan mungkin itu semua bukan penulisan biasa, salah satunya dalam karya penulisan baru-baru ini yang telah penulis publikasikan dengan judul;
"Wahai Kaum Israel Sudahi Perangi Palestina"
setelah itu apa yang terjadi?, adakah itu kebetulan?, jawabannya bahwa; kenyataannya itu adalah Kehendak-Nya, dan bukan kehendak manusia atau dari pihak macam-macam karya penulis, walaupun karya itu sudah dibaca oleh ribuan orang pengikutnya.Â
Maka sebelum mematikan karakter, hal yang perlu wajib dipahami oleh calon genre regenerasi pengikut-pengikut sufi adalah kata kuncinya adalah maknai kalimat arti dari  "MATIKAN DULU NAFSUMU SEBELUM MAHA BERKUASA MEMATIKANMU" kata siapa?, kata AKU (TUHAN).Â
Jadi "TUHAN LEBIH MURKA BILA ADA TUHAN DALAM DIRI TUHAN" pernyataan hal ini tersebut bagi kaum musyrikin.
Perkataan dan berkata apa saja semua orang juga bisa berkata-kata, tapi apa kata itu juga mendapat pengaruh besar bagi orang orang yang mendengar atau membacanya?!
Tak berani bukan berarti tak lantang berkata, hanya saja menghormati apa-apa saja yang telah diperbuat untuk dapat dipertanggungjawabkan.
Kasihan rakyat dari Aceh sampai Meurauke, kalau hanya cuma dapat uang recehan dari belanjaan tenaga kerja asing (TKA) sebagai pekerja diseputaran galiansir industri pabrik tambang itu buat apa?, sementara amdal untuk menjaga lingkungan hidup masih diabaikan!!
Apakah ini juga disebut perputaran roda ekonomi masyarakat?, atau juga sebagai pendapatan aset daerah?, dengan nyata dapat ditegaskan bahwa itu jawaban ada dipihak siapa dan anda berpihak dimana?!