Kupandang langit yang tak lagi biru seperti lautMu,
Kupandang jauh-jauh,
Aku masih si Bungsu yang berdiri di atas pilu.
Ya, aku hanya bisa meramu syair Puisi, untukmu Ibuku Pertiwi
Sa pu mimpi, bukan bunga tidur belaka.
Waktu berjalan cepat, tak sempat melambat, trotoarku direbut.
Aku berjalan di depan menghadang,
Merentangkan kedua tangan yang telah diberikan Allah.
Aku merasa belum sepenuhnya merdeka!
Sayang, ingin kukatakan.
Cuma, lidahku kaku tak mampu bertutur.
Dadaku sesak,
Hatiku terdesak,
Pikiranku terasuki,
Kenyataan yang harus kuhadapi.
Tuhan tahu.
Kurus cungkring, berjalan di Trotoar Ibu Kota.
Menantang kejamnya isi Ibu Kota.
Jakarta, 27 Agustus 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI