Dialog Diam
Bertemu kembali praja ksatria muda yudha empat puluh satu Yogyakarta
Mengingat satu tahun dengan suasana tegang sama luka, bahagia dan memori bersama tlah lalu bahkan sebagian akan lupa
Bersalam-salaman, sebuah tanda hubungan kasih persaudaraan
Hirarki teman sejawat setambuk seangkatan mengahangatkan pertemuan
Tampak memang sudah lama berkenalan
Rasa nyaman semakin menggelimpang tatap-menatap mata sangat
Rindu terbalaskan
Di Gerbang Almamater Kampus Jalan Wates Sedayu di Bantul
Dialog buta
Seorang Gadis yang kupuja menatap mataku tajam
Memainkan matanya dengan manja
Sedikit genit mengkodekan sebuah tanda kasih cinta
Lama sudah tak berjumpa dan bersuara
Kemegahan berharga muncul ketika berjarak kurang lebih dua tiga meter dari tubuh dan jiwanya
Lidahku tak dapat berkata banyak kata-kata
Seumpama hujan menemukan titik panas api
Semua padam seketika menatap mata dalam sanubarinya
Hangat dan penuh kasih sayang meski hanya detik dan sebentar
Dialog bicara
Beberapa kata sempat kuingat berkata dari dalam jiwa nyata
Prihal garis membentuk luka dikening Gadis yang kucinta
Katanya salah memakai ukuran yang bukan miliknya
Tertinggal
Dikeningnya membentuk garis merah seperti guratan garis pada setiap peta
Manja dan bergelinang cinta kutatap tingkah dan lakunya
Dia anak kolong langit biru
Pukul delapan kaca mata aku bertemu untuk kesekian kalinya dalam  keadaan bisu
Itulah dialog cintaku pada gadis pujaanku
Dialog bisu
SELA
Sedayu, Bantul, 20 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H