Sejak awal,
kakiku tak memimpikan manapaki Yogyakarta,
kutinggalkan huta  demi sebuah asa ,
Tuhan yang Maha Adil,
memerdekakan semua peristiwa,
aku setets sperma yang berenang tanpa turbulance,
aku pertama memenangkannya,
Hidupku adalah untuk-Mu,
bersama-Mu kuhadapi satu-persatu perjalanan hidup,
Dua tahun aku tak pulang ke Huta,
pastinya aku rindu,
semangat menggapai asa, ,memutus mata rantai kemiskinan,
di Keluarga
di Huta
di mana pun nantinya aku diletakkan Tuhan Yang Maha Esa
Amin
Amin
Amin
Akan ada keajaiban dari penderitaan.
kutulis dalam tangisan dan impian anak Bungsu,
Yogyakarta, 10 Juni 2018, sebelum usiaku 21 tahun kemudian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H