Pada bulan Desember ini seluruh dunia berjuang untuk merayakan Natal dengan cara yang bijaksana. Masa pandemi yang telah membuat orang banyak menjadi dilema tidak menjadi penghalang bagi umat Kristen dalam membuat acara.
Mereka berusaha berpikir semaksimal mungkin supaya acara yang spesial ini tidak melanggar peraturan pemerintah namun tidak menghilangkan ekspresi sukacita yang biasanya diwujudkan dengan bentuk acara.
Mereka menyiapkan acara natal dengan mengeluarkan kemampuan mereka semaksimal mungkin. Pikiran, tenaga dan bahkan uang pun mereka korbankan demi acara yang mereka anggap sangat spesial dalam kehidupan mereka.
Huria Kristen Batak Protestan, atau yang dikenal dengan sebutan HKBP adalah gereja suku Batak yang dalam tahun pemerintahan Jokowi-juga mengalami banyaknya tantangan.Â
Beberapa gereja HKBP dirubuhkan hanya karena tidak adanya IMB. Lalu ada juga Ibadah diberhentikan dengan alasan yang tidak jelas walaupun gereja sudah punya IMB dan bahkan menang dalam pengadilan.
Perjalanan pahit untuk dominasi yang satu ini-sungguh menyedihkan. Tetapi yang uniknya mereka tidak membuat kegaduhan. Beberapa golongan kaum Islam telah memperjuangkan hak gereja HKBP supaya mereka memiliki hak yang sama dengan yang lainnya.Â
Kaum Islam seringkali menyebut ada gereja HKBP yang hilang haknya sebagai warga negara Indonesia untuk melakukan aktivitas keagamaannya. Sungguh indah negara kita.
Pada hari Selasa, tanggal 24 bulan Desember tahun 2020 ini, gereja HKBP khususnya di desa Wiyono merayakan malam Natal dengan mengingat bahwa Terang itu sudah datang dan ada di antara kita.Â
ST. Silaban, saat menyampaikan Firman ia menekan hal tersebut kepada seluruh jemaat dengan mengambil kitab Yesaya 9:1-6 sebagai wujud kasih Allah kepada seluruh umat manusia. Ia memberikan gambaran kasih Allah ini sebagai wujud yang nyata untuk ditiru dalam segala aktivitas jemaat kepada sesamanya.
Natal yang berjalan dengan Indah dan penuh dengan kenyaman di HKBP Wiyono tidaklah luput dari orang-orang yang berada di sekitarnya.Â
Polisi dan warga sangat mendukung acara ini untuk diselenggarakan dengan suasana tenteram dan penuh dengan sukacita. Karena menurut mereka, itu adalah wujud dari kekeluargaan ditengah banyaknya perbedaan.