Mohon tunggu...
Junimarlinda Rambe
Junimarlinda Rambe Mohon Tunggu... Guru - Belajar dan terus belajar

Berbagi itu indah. https://rambejunimarlinda85.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok

7 Maret 2021   12:02 Diperbarui: 17 Desember 2021   14:24 15920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari IG dispardatapsel

Ini adalah masjid Agung Syahrun Nur Sipirok yang telah resmi dibuka untuk umum oleh bapak H. Syahrul Martua Pasaribu sebagai Bupati Tapanuli Selatan secara resmi di komplek perkantoran Bupati Tapanuli Selatan Sipirok Sumatera Utara pada Jumat,  22 Januari 2021, 

Masjid ini telah langsung digunakan untuk ibadah shalat Jumat setelah diresmikan. Masjid ini mampu menampung 600 orang untuk di dalam, 400 orang untuk di koridor kiri dan kanan dan 800 orang untuk di luar halaman.

Semoga kelak masjid ini dapat menjadi ikon Tapanuli Selatan Sumatera Utara yang lebih Madani.

Aamiin ya robbal aalamiin...

Dalam perjalanan Kota Padangsidimpuan -- Parsuluman (Tapanuli Selatan-Saipar Dolok Hole), Sumatera Utara dalam rangka acara resepsi pernikahan adik, Minggu,  21 Februari 2021 terangkailah puisi ini sebagai salah satu cara mengungkapkan perasaan hati (hehehe...)

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Yuk kita simak !

MASJID AGUNG SYAHRUN NUR SIPIROK

Oleh   : Juni Marlinda Rambe

 

Di kesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Di tengah embun

Di tepi jalan lampu bersinar

Menerangi ruas luas jalan

Di kejauhan terdengar ayam jantan berkokok

Melafazkan ayat-ayat Mu

Di sudut Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok

Suara merdu seorang hamba bergetar

Melafazkan ayat-ayat Mu

Akankah itu tanda kuasa-Mu?

Ya Allah...

 

Dikesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Di tengah hutan

Embun mengalir di tiap dedaunan

Pohon hijau segar...

Basahi alam dalam kesejukan

Hingga merasuk dalam ketenangan jiwa

 

Dikesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok nan megah

Dengan kubah hijau bercorak indah

Tak kuasa air mataku jatuh

Takjub tanpa disadari

Hati bergetar takut

Melafazkan ayat-ayat Mu

 

Dikesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Air panas memancur di pemandian 

Dengan bau belerang asli tepat di hidungku

Yang sangat menyengat 

 

Dikesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Anakku berlari menuju sudut jalan masjid

Lari bebas menghirup udara segar

Sambil berteriak takjub akan kuasa-Mu

Melafazkan ayat-ayat Mu

 

Dikesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Dingin menusuk sendi ku

Menggigil terasa kaku

Di sudut Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok

Bulir air mata jatuh jadi tasbih

Harap ku pada-Mu ya Allah

Dalam doaku selalu

Melafazkan ayat-ayat Mu

 

Pandangan mataku menatap indahnya masjid dan alam

Hidung ku menghirup udara segar alami di sekitarnya

Telinga mendengar akan azan berkumandang

Tangan merasa udara sejuk alami di kulit jadi segar

Kaki melangkah gemetar 

Indahnya dalam masjid

Tak lupa aku bersyukur

Melafazkan ayat-ayat Mu

 

Di kesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Hati damai di dalam ibadah ku

Berat langkah kaki tuk beranjak pergi

Ingin rasanya berlama-lama dalam Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok

Namun rasa syahdu hanya sekejap

 

Tak mungkin...

Waktu terus berjalan...

Kehidupan terus berlanjut

Maju menuju masa depan

Aku pasti akan kembali..

Kala subuh..

Di kesunyian subuh

Masih benar-benar subuh

Sekian tulisan tentang Puisi "MASJID AGUNG SYAHRUN NUR SIPIROK" mudah-mudahan bisa memberi inspirasi bagi kita semua.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
dokumen pribadi
dokumen pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun