Beliau merasa sangat bersyukur karena dipertemukan dengan rekan - rekan penulis dari berbagai daerah dan mereka adalah guru serta dosen yang menyatakan kesanggupannya menulis buku dalam waktu satu minggu. Jujur, beliau sendiri merasa takut ketika Prof. Eko mengatakan bahwa tanggal 25 April kami akan melakukan presentasi karya. Ini artinya draft buku kami harus segera selesai. mampu atau tidak ya ??? saat itu kita semua ada dalam masa  pandemi. Bahkan sampai saat ini. Di daerah beliau, tidak memungkinkan pembelajaran online, maka menyusun LKS dan melakukan kunjungan ke rumah siswa.
Jadi bisa dibayangkan kesibukan yang beliau hadapi di samping juga kewajiban utama sebagai ibu rumah tangga. Panik, stress, pusing, karena tidak bisa membagi waktu dengan sekian banyak kesibukan. Akhirnya, tanggal 25 April, kami pun bertemu secara virtual. Dan satu per satu, kami bergantian mempresentasikan karya kami.
Di akhir kegiatan, Prof. Eko menyampaikan bahwa ada sedikit perubahan yang harus kami lakukan. Di antaranya : jenis huruf menggunakan verdana, ukuran 10, spasi tunggal. Ukuran kertas A5, lalu lengkapi dengan index dan daftar pustaka dibuat otomatis. Kemudian minimum 100 halaman dan jumlah bab paling sedikit 5 bab. Setelah beliau layout dengan ketentuan di atas, jumlah halaman beliau hanya mencapai 60 halaman. Jadi PR beliau sangat banyak di samping beliau juga harus belajar bagaimana caranya membuat index dan daftar pustaka serta daftar isi otomatis.
Beliau memgatakan "Namun, orang bilang sudah terlanjur basah, ya sudah mandi sekalian. Saya pun bergegas mencari tambahan 2 bab dan menulis lagi sampai di atas 100 halaman. Pasti Bpk/Ibu juga penasaran, bagaimana cara saya membagi waktu, saat itu saya mengatakan pada suami saya untuk membantu saya menyelesaikan penulisan buku. Jadi, suami saya bertugas menjaga anak kami yang masih berusia 3,5 tahun dan membawanya bermain di luar saat saya mau menulis. Karena saya butuh suasana tenang.
Malam hari, ketika mereka sudah tidur, saya turun kembali dari tempat tidur dan melanjutkan menulis lagi. Karena malam hari juga waktu tenang. Lalu, bangun pagi juga begitu. Sebelum beraktivitas di dapur, saya sempatkan menulis lagi. Akhirnya, Prof. Eko menyampaikan pada kami, bahwa tanggal 4 April, kami akan berhadapan dengan Penerbit Andi secara virtual. Jadi, naskah kami harus masuk ke Prof. Eko sebelum tanggal 4 April. Bpk/Ibu, setelah naskah saya selesai, saya serahkan pada Prof. Eko, saya gelisah sampai tidak nyenyak tidur. Karena inilah penentuan takdir dari tulisan kami. Dan hari yang ditunggu - tunggu pun tiba.
Setelah mendengarkan paparan dari Penerbit Andi, akhirnya naskah saya dinyatakan DITERIMA DAN AKAN DITERBITKAN oleh Penerbit Andi. Kemudian, saya dihubungi oleh Ibu Dwinita dari Penerbit Andi dan pada tanggal 20 Juni, beliau mengatakan bahwa tanggal Proof buku saya selesai akan dikirimkan ke saya. Proof itu berupa naskah buku yang sudah dilayout namun masih berupa lembaran / belum dijilid. Dikirimkan pada saya agar saya bisa mengoreksinya bila masih ada kesalahan. Dan, pada tanggal 3 Juli, penantian panjang saya berbuah hasil yang manis.
Beliau menonton video Ubiquitous Learning dr channel Ekoji, lalu mencari referensi di google terkait Ubiquitous. Â Sebetulnya ini buku ke tiga beliau. Namun buku yang sebelumnya diterbitkan indie. Ada juga beberapa buku antologi saat ikut lomba menulis.
Tips dan trik nya yang beliau  terapkan : buat time schedule (sehari berapa bagian / halaman, kumpulkan referensi sebanyak mungkin, jauhkan HP (kecuali benar - benar dibutuhkan) karena cenderung mengecek notifikasi, nulis dulu edit kemudian, kerja sama dengan orang rumah).