Mohon tunggu...
juniman zai
juniman zai Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Menyukai hal-hal yang menyenangkan hati dan pikiran. ingin memberikan edukasi, menambah wawasan bagi orang yang membaca konten-konten saya dan menjadi berkat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Penderitaan Yesus Kristus di Kayub Salib

10 Mei 2023   08:59 Diperbarui: 10 Mei 2023   09:07 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penderitaan merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan suatu dasar elemen yang menghasilkan dampak Negatif bagi kehidupan seseorang, misalnya penderitaan secara fisik sejak lahir, contohnya, lumpuh, cacat, tidak bisa berbicara dan mendengar. Penderitaan tertekan batin karena kehidupan sosial, contohnya dalam keluarga, masyarakat, sekolah, dan agama. 

Kisah nyata yang dialami oleh seorang muda, sejak kecil ia ditinggalin oleh ke kedua orang tuanya dalam arti sudah duluan menghadap Bapa yang disorga. Kehidupnya sejak ditinggalin oleh kedua orang tuanya sangat menyedihkan, ia ditinggalkan dalam keadaan bayi dan dirawat oleh saudara sekampung, tetapi itupun selalu berpindah-pindah tempat atau orang yang merawatnya tidak menentu, sehingga anak Ini menjadi dewasa. 

Dalam proses kehidupannya Ia dipandang hanya sebelah mata, sehingga pemuda ini menjadi pendiam, tertekan batin karena orang-orang disekitarnya, namun pemuda ini tidak putus asa ia mengejar pendidikannya yaitu menjadi seorang pelayan Tuhan, yaitu seorang pendeta, nama pemuda ini adalah, Wawan. Pertanyaanya apakah penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus sama dengan penderitaan yang dialami oleh pemuda tersebut?

Penderitaan yang dialami oleh Yesus kristus adalah penderitaan yang sangat mengerikan dan tiada taranya yaitu melalui proses penyaliban di Kayu Salib untuk menebus dosa-dosa manusia. kalau kita memperhatikan ari dari Penyaliban merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia. 

Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) menceritakaan Penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus. 

Penderitaan yang Yesus alami yaitu penderitaan Jiwa: bagaiman perasaan Yesus (dihianati oleh murid yang didik selama sekian Tahun, ditinggalkan pada murid, orang banyak yang untukya Dia datang tetapi mereka meninggalkan-Nya). dan Yesus juga mengalami Penderitaan jasmani: pembantaian di Gedung Pilatus (Matius 27:1-30, Mar. 15:120, Luk. 23:17; 23:13-25, Yoh. 18:28-38).

Kejahatan tidak ada batasnya. Demikian Juga Kasih Allah tidak ada batasnya. Sehingga Allah mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus keberdoasaan Manusia. 

Mengingat kebelakang, proses pengampunan dosa bangsa Israel, yaitu mereka harus mempersembahkan kambing domba yang tidak cacat sebagai Korban pengampunan dosa, ketika mereka membersembahkan korban pengampunan tersebut dan metumpakan tangan ke atas korban, maka dosa mereka akan ditanggung korban tersebut dan Dosa mereka diampuni. 

Tetapi karena Allah melihat dosa manusia terus meraja lela, maka Allah sendiri memberikan Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus Dosa manusia, yang digenapi melalui penderitaan Yesus Kristus di Kayu Salib, semua Dosa ditanggungkan kepadanya. Ini salah satu cara Allah untuk menebus Dosa manusia untuk selama-lamanya tanpa harus datang kepadanya dengan membawa korban persembahan. 

Dampak penderitaan Yesus di atas kayu salib yaitu maut telah dikalah, manusia bisa datang kepada Allah kapan saja dan dimana saja, bukan seperti pada Zaman Israel, mereka datang kepada Allah melalui Imam. Tetapi sekarang semua itu sudah diubah melalui kematian Yesus di kayu salib. Tetapi hanya bagi orang yang percaya kepada-Nya bahwa Yesus Kristus adalah Juruslamat yang menebus dosa manusia. maka, bagi kita yang sudah diberi kebebasan untuk mendapat kesempatan datang kepada-Nya, janganlah kita menyia-nyiakannya, supaya pengorbanan Yesus Kristus tidak sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun