Ada slogan yang mengatakan, "Properti adalah investasi yang selalu ingat untuk naik, tetapi lupa turun." Tentu hal ini tidaklah berlebihan mengingat tingginya kebutuhan masyarakat akan properti di Indonesia.
Selagi pasar lesu, bank- bank "Perang" memberikan bunga KPR paling murah, tidak ketinggalan para pengembang properti juga turut berlomba memberikan potongan harga, dan memberikan berbagai kemudahan pembayaran sesuai kemampuan konsumen, tentunya hal ini yang diuntungkan adalah pihak investor properti karena bisa membeli properti dengan harga terjangkau dengan sistem pembayaran yang sangat fleksibel.
Dan dua tahun hingga tiga tahun ke depan, saat pasar kembali normal, pertumbuhan harga akan kembali ke angka 20 persen hingga 30 persen. Bagi para investor properti ini adalah peluang yang sangat menguntungkan.
Menurut Bank Dunia, Indonesia merupakan kawasan ketiga yang tercepat dari sisi tingkat pertumbuhan perkotaan di Asia setelah Thailand dan Tiongkok.
Ukuran populasi yang dikombinasikan dengan tingkat urbanisasi, akan membuat permintaan properti terus menguat. Nah, selagi harga properti masih terjangkau, dan adanya berbagai penawaran diskon dari pengembang serta sistem pembayaran yang mudah, maka jika dana tersedia, segera ambil keputusan untuk berinvestasi properti.
Dan investasi properti di Indonesia, khususnya Kota Jakarta dan sekitarnya tidak pernah rugi, disebabkan sebaran penduduk Indonesia yang terpusat di pulau Jawa. Jadi tidak perlu menunda karena saat inlah waktu yang tepat untuk membeli properti. (RR)
