Mohon tunggu...
Juneman Abraham
Juneman Abraham Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Kelompok Riset Consumer Behavior and Digital Ethics, BINUS University

http://about.me/juneman ; Guru Besar Psikologi Sosial BINUS; Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI); Editor-in-Chief ANIMA Indonesian Psychological Journal; Asesor Kompetensi - tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rahasia Menembus Batas

7 Juni 2015   02:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Kreatif

Kita tidak akan pernah tahu batas kita sebelum kita mencobanya. Mengambil tanggung jawab-tanggung jawab merupakan salah satu cara untuk break the limit. Dengan semakin bertanggung jawab, sesungguhnya semakin bebas orang tersebut dan semakin mudah untuk menembus persepsi mengenai keterbatasan dirinya. Hal ini memang terdengar counterintuitive, bertentangan dengan pikiran umum. Banyak orang menganggap bahwa dengan mengambil tanggung jawab, orang menjadi semakin terikat dan terkungkung. Namun demikian, coba kita pikirkan kembali. Seorang yang mengambil tanggung jawab sebagai dosen, maka akan terbuka di hadapannya kesempatan untuk memperoleh beasiswa yang hanya diperuntukkan bagi dosen. Dengan mengambil beasiswa itu dan mengkomitmenkan diri secara bertanggung jawab dalam aktivitas perkuliahan, terbuka lagi di hadapannya kesempatan-kesempatan lebih lanjut setelah mendapat ilmu dan gelar. Demikian seterusnya. Memang, penghayatan kita akan kebebasan memerlukan exercising dengan menantang diri kita sendiri. Hayatilah bahwa dengan semakin bertanggung jawab, kita menjadi semakin bebas, dan dengan semakin bebas, semakin kita mampu break the limit.

Cara lainnya untuk break the limit adalah berjejaring. Berjejaring dalam konteks ini berarti berjumpa dengan dan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan. Setiap kali bertemu dengan satu orang, minimal ada satu kemungkinan yang dapat membawa kita untuk semakin maju, yang dapat kita kembangkan, sehingga kita semakin mendekati apa yang selama ini kita anggap sebagai batas, bahkan melampaui batas itu. Dapat dikatakan bahwa dengan siapakah kita berjejaring akan membentuk ‘akan menjadi siapakah’ kita, dan kemungkinan tentang ‘akan menjadi siapakah kita’ sesungguhnya terbentang berlipat ganda di depan berdasarkan kesediaan kita berjejaring.

Merangkum semua tips di atas, supaya dapat break the limit, kita perlu menyikapi dan menghidupi situasi keterlemparan kita secara kreatif. Bukan dengan cara melarikan diri, bukan dengan cara menenggelamkan diri dalam ritual-ritual, bukan pula dengan bermasturbasi, melainkan: memahami masalah apa yang membuat kita terkendala untuk break the limit. Setiap orang memiliki lokasi masalah yang berbeda-beda yang menghambatnya untuk break the limit, dan tidak bisa dipukul rata. Mari mencermati hal-hal yang saya kemukakan di atas, sadari di manakah letak masalahnya, dan ambil tindakan.

Will to Meaning

Di atas semua itu, break the limit memerlukan sebuah motivasi dasar. Bagi saya motivasi dasar itu adalah kemauan untuk bermakna. Setiap orang, apabila ditilik sanubarinya yang paling dalam, pasti memiliki keinginan untuk berarti, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun bagi dunia secara umum. Makna hidup itulah yang akan menjadi pelecut semua tindakan seseorang, bahkan bisa membawanya melampaui batas. Pelaku bom bunuh diri, misalnya, memiliki juga kemauan untuk bermakna, namun memancar dalam aksi break the limit yang ekstrim dan negatif. Kita dapat memancarkan kemauan kita untuk bermakna dalam arah break the limit yang positif, bukan?

Break the limit bukanlah pertama-tama soal teknik, soal berpikir positif, soal mencari panutan, soal kegigihan, dan soal merancang visi jauh ke depan, melainkan sebagaimana saya tunjukkan, pertama-tama merupakan soal kesadaran dan pemaknaan atas hidup kita sendiri.

Selamat menembus batas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun