Mohon tunggu...
Ahmad Junaedi
Ahmad Junaedi Mohon Tunggu... penyunting naskah -

seorang pecinta sejarah NKRI, sastra Arab, selalu antusias dengan segala hal yang berbau sejarah (kecuali perdukunan) dan pelintas dimensi kultur kuno hingga modern

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Blitar, Destinasi yang Tak Pernah Membosankan

28 Desember 2016   16:00 Diperbarui: 29 Desember 2016   14:55 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dinding yang berukir kisah-kisah heroik para pahlawan zaman dahulu, menjadi spot yang pas untuk berfoto.

Setelah mendapat tumpangan becak, kami langsung meminta penarik becak mengantarkan kami menuju penginapan. Tempat yang kami tuju yaitu Hotel Maerokoco yang tak jauh dari makam Bung Karno.  

Malam kian larut. Udara dingin makin menusuk tulang. Kami bertiga pun merasa nyaman, penginapan telah kami dapatkan. Saatnya menikmati hidangan makan. Sebelum kami beristirahat malam.

***

Pagi hari, udara segar yang berbaur mesra dengan sinar matahari hangat, menembus celah-celah jendela kamar penginapan kami. Saatnya bersiap diri berjalan-jalan menyusuri kota Blitar. Dan, setelah semuanya bersiap, kami keluar kamar menuju tempat pertama kunjungan kami, yaitu makam Bung Karno. Jarak antara tempat penginapan kami menuju makam, yaitu sekitar 800 meter. 

Sejauh yang kami amati, suasana lalu lintas di kota ini terlihat cukup lengang. Hilir mudik mobil atau sepeda motor tak begitu padat. Meski beberapa kali tampak bus-bus pariwisata pergi dan pulang mengantarkan para peziarah makam.

berpose di depan patung Pahlawan Proklamator. Tempat ini selalu menjadi pusat perhatian setiap pengunjung. Riuh ramai pengunjung yang ingin berfoto dengan latar belakang patung Bung Karno
berpose di depan patung Pahlawan Proklamator. Tempat ini selalu menjadi pusat perhatian setiap pengunjung. Riuh ramai pengunjung yang ingin berfoto dengan latar belakang patung Bung Karno
Kami melewati setiap jengkal perjalanan menuju makam Bung Karno dengan berjalan kaki, sembari berolahraga. Di banyak sudut jalan, sejumlah toko dan kios penjual aneka oleh-oleh bertebaran. Sesekali para penjual menyapa pejalan kaki agar berkenan mampir berkunjung dan bahkan membeli dagangan mereka. 

Tak lebih dari 20 menit kami berjalan, tibalah kami di pelataran komplek makam Bung Karno. Di sana, tak hanya makam Bung Karno dan keluarga saja. Ada pula sebuah museum yang berisikan aneka benda koleksi sang pahlawan proklamator. Seperti, koleksi pakaian, foto-foto Bung Karno selama perjuangan revolusi maupun foto keluarga, dan beberapa patung. 

Siang itu, suasana museum dan makam BK cukup ramai. Tetapi keramaian tak hanya di situ. Di sepanjang jalan yang membentuk lorong menuju pintu keluar, keramaiannya tak kalah pula. Pengunjung berjalan berhimpitan satu sama lain. Berjalan di lorong, kami seperti membelah berbagai kios yang menawarkan aneka pernak-pernik, suvenir, dan makanan. Dan,…kami pun berbelanja beberapa oleh-oleh untuk keluarga di rumah.

dinding yang berukir kisah-kisah heroik para pahlawan zaman dahulu, menjadi spot yang pas untuk berfoto.
dinding yang berukir kisah-kisah heroik para pahlawan zaman dahulu, menjadi spot yang pas untuk berfoto.
Pulang dari komplek makam Bung Karno, kami tak lantas kembali ke penginapan. Jujukan kami berikutnya, yaitu Kebun Rojo. Tempat ini agak jauh bila harus kami tempuh dengan jalan kaki. Sebab, kasihan istri dan anak saya bila mereka harus berjalan jauh. Sebagai solusinya, kami naik kendaraan beroda tiga, becak. Tak lebih dari 20 ribu ongkos ongkos becak menuju Kebun Rojo.

*** 

Setiba kami di Kebun Rojo, riuh ramai pengunjung sudah terlihat. Libur sekolah kali ini benar-benar mereka manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga maupun teman di tempat hiburan umum. Kebun Rojo berada tak jauh dari bekas markas tentara PETA. Tempat ini sekaligus berada satu kompleks dengan rumah dinas Walikota Blitar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun