Meskipun film 3 Idiots tidak secara terbuka mengungkap faktor-faktor yang saya sebutkan barusan, namun cukup bagi saya melihat bagaimana film ini berhasil mewacanakan hal-hal yang di India sendiri dianggap tabu dibicarakan namun lumrah dipraktikkan. Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, film ini berhasil menjaring respons yang ramai dari berbagai pihak, mulai dari yang pro hingga yang kontra. Mereka yang pro adalah mereka yang merasa bahwa pendidikan telah berjalan di arah yang salah sehingga mereka mendamba pendidikan yang mampu kembali pada hakikat kebebasan dan kemerdekaan yang bertanggung jawab. Sementara mereka yang kontra adalah mereka yang hampir dipastikan status quo dan menganggap praktik-praktik yang lazim berjalan sebagai sebuah kelumrahan.
Namun, sayang sungguh disayang, terlepas dari keberhasilannya memutus tabu, salah satu pesan yang disampaikan film 3 Idiots tentang pentingnya kebebasan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan kemampuan ini malah kemudian dijadikan kambing hitam baru untuk menjelaskan meningkatnya kasus bunuh diri mahasiswa/i di India dalam wacana dominan. Lagi-lagi kekuasan mengambil alih kemudi wacana tandingan dan menariknya dalam koridor utama, jauh meninggalkan akar permasalahan yang lebih esensial tentang diskriminasi berbasis humiliation tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H