Mohon tunggu...
Jundullah Haidar
Jundullah Haidar Mohon Tunggu... Mahasiswa - 190732638839

Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Panas Dingin Hubungan Kerjasama Militer Indonesia-Amerika Serikat

16 Oktober 2021   20:27 Diperbarui: 16 Oktober 2021   20:38 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Kerjasama internasional merupakan sebuah upaya bersama yang dilakukan oleh sebuah negara dengan negara lainnya, dengan tujuan memenuhi kebutuhan satu sama lain yang dilakukan secara bersama-sama dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Baik dalam bidang ekonomi, pangan, energi atau bahan bakar serta bidang-bidang lainnya yang dirasa tidak dapat terpenuhi tanpa adanya bantuan dari negara lain. 

Di Indonesia sendiri telah terjalin kerjasama yang sangat baik dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang pertahanan. 

Sejak masa sebelum kemerdekaan, kemampuan pejuang Indonesia yang pada masa itu masih bersifat ke daerahan, sudah tidak perlu lagi diragukan kemampuannya. Berbekal alat sederhana, kita mampu untuk memberikan perlawanan yang sengit terhadap Belanda yang pada masa itu sudah memiliki perlengkapan militer yang canggih. 

Dihadapkan dengan peluru-peluru bedil, para pejuang nusantara tidak gentar sama sekali walau hanya berbekal senjata sederhana seperti pedang, panah, bahkan dengan bambu runcing sekalipun. 

Setelah kemerdekaan Indonesia, pintu kerjasama terbuka sangat lebar dengan negara-negara lain. Hal ini tidak disia-siakan oleh negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk kebutuhan militer Indonesia dalam upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman pihak luar maupun di dalam negeri. 

Dalam upayanya meningkatkan kemampuan militer Indonesia, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Seperti dalam upaya konfrontasi pembebasan Irian atau trikora, Indonesia menjalin kerjasama dengan Rusia yang pada waktu itu masih Uni Soviet. Pada masa itu pula, Indonesia mendapat julukan macan asia karena kemampuan militernya yang sangat hebat didukung dengan alutsista yang sangat canggih pada masanya. 

Hingga Belanda yang pada awalnya menganggap remeh tentara Indonesia dan menantang untuk berperang jika ingin Irian menjadi milik Indonesia, langsung menyerah karena melihat kemampuan militer Indonesia yang sangat mengerikan. Tidak berhenti disitu saja, kerjasama militer dengan Uni Soviet pada masa itu menjadi pembuka untuk terjalinnya kerjasama di bidang yang sama dengan negara-negara lain. Salah satunya adalah Amerika Serikat yang memiliki kemampuan militer yang sangat kuat pada masa itu. 

Ketika militer Indonesia membutuhkan pesawat angkut baru dalam kampanye militer Trikora untuk menggantikan pesawat angkut Dakota DC-3 yang sudah usang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan TNI AU pada masa itu. Amerika menawarkan pesawat angkut Hercules C-130 yang pada saat itu merupakan pesawat angkut tercanggih yang dibuat. 

Dengan ini juga menjadikan Indonesia menjadi negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan pesawat ini. Yang bahkan hingga saat ini masih menjadi tulang punggung TNI dalam mobilisasi tentaranya keseluruh wilayah di Indonesia atau luar negeri. 

Kerjasama militer Indonesia dan Amerika sempat terhenti ketika Indonesia menjalin hubungan yang mesra dengan Uni Soviet disaat Indonesia membutuhkan peralatan militer yang mumpuni dalam kampanye militer Trikora sebagai upaya pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda. Amerika Serikat yang tidak ingin memenuhi kebutuhan militer Indonesia menjadi alasan Presiden Soekarno pada saat itu menjalin komunikasi yang intens dengan Uni Soviet. 

Hubungan Indonesia dan Amerika kembali membaik ketika Presiden Soekarno turun dan digantikan oleh Presiden Soeharto yang condong ke negara-negara barat dibandingkan Soekarno yang ke Uni Soviet. Membaiknya hubungan diplomasi Indonesia dengan Amerika juga berdampak baik bagi kerjasama pertahanan di antara kedua negara. 

Melalui program kerjasama Militery Assintence Program (MAP) serta International Militery Education Training (IMET), Indonesia mengirimkan tentara-tentaranya untuk mengikuti pendidikan militer di Amerika seperti National Defense University, War College, sekolah staf militer dan seminar-seminar kemiliteran yang diadakan oleh tentara Amerika Serikat. Sejak saat itu juga Amerika menjadi pemasok utama persenjataan tentara Indonesia. 

Hubungan militer Indonesia dan Amerika kembali terhenti kerusuhan Santa Cruz di Timor Timor pada November 1991. Pada tahun 1995, Amerika menjatuhi embargo militer kepada Indonesia atas tuduhan pelanggaran HAM ketika peristiwa Santa Cruz tersebut. 

Dengan berlakunya embargo militer Amerika terhadap Indonesia, Amerika menghentikan penjualan alutsista buatan mereka kepada Indonesia. Termasuk pemenuhan suku cadang bagi peralatan militer buatan Negeri Paman Sam tersebut. 

Hal ini tentunya berdampak sangat besar bagi militer Indonesia. Alutsista-alutsista yang seharusnya mendapatkan perawatan yang layak, dengan keterbatasan membuat TNI kesulitan memenuhi suku cadang yang dibutuhkan. Indonesia terpaksa membeli dari pihak ketiga yang tentunya tidak sama dengan yang dibuat Amerika. 

Embargo militer Amerika Serikat terhadap Indonesia berakhir pada tahun 2005 setelah naiknya SBY sebagai Presiden Indonesia menggantikan Megawati. Dicabutnya embargo militer Amerika juga disebabkan keputusan pemerintah Indonesia membeli alutsista berupa pesawat jet Sukhoi dari Rusia yang merupakan negara yang berseberangan dengan Amerika dan menjadi saingan militer Amerika Serikat. 

Karena melihat kemungkinan hilangnya pasar potensial alutsista buatan mereka, akhirnya Amerika resmi mencabut embargo militer yang diberlakukan kepada militer Indonesia. Hal ini juga menjadikan dibukanya kembali kerjasama pertahanan di antara keduanya yang sempat terhenti selama sepuluh tahun dari tahun 1995-2005. 

Setelah dicabutnya embargo militer Amerika terhadap Indonesia. Hubungan di antara keduanya semakin erat. Yang terbaru dalam kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo, Indonesia banyak menjalin kerjasama militer untuk memnuhi kebutuhan TNI dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat. 

Indonesia telah memesan pesawat angkut Hercules C130J seri terbaru serta sedang dalam perbincangan untuk membeli pesawat tempur jet F15EX yang juga merupakan seri terbaru pesawat tempur canggih buatan Amerika Serikat. Dan diharapkan dengan terjalinnya hubungan yang baik di antara Indonesia dan Amerika, dapat memberikan kebaikan untuk keduanya. Tidak hanya dibidang militer tetapi juga di bidang-bidang yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun