Mohon tunggu...
Jundana Yahya Anas
Jundana Yahya Anas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sosiologi UNJ 2020

Amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 dalam Prespektif Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons

26 Desember 2021   14:53 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:35 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Tanggal 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia, dan menghimbau masyarakat untuk mengurangai aktivitas diluar rumah demi menekan penyebaran virus Corona di Indonesia. Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk melakukan social distancing sebagai upaya untuk mencegah, menahan, atau memperlambat penularan Virus Corona melalui. 

Sejak diberlakukan kebijakan sosial dictancing melalui Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020 mengenai Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat COVID-19, kebijakan tersebut adalah mulai diberlakukannya pembelajaran daring/jarak jauh.

Dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa pendidikan harus tetap dijalankan dengan menerapkan pembatasan sosial dan mengabaikan sistem pembelajaran tatap muka (offline). 

Proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui computer, laptop, smartphone yang terkoneksi dengan internet. 

Dalam pembelajaran daring, guru mengajar melalui media sosial, platform teleconference  seperti WhatsApp, Zoom, Quizizz, dan YouTube. 

Selama pembelajaran daring, guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Rusman, 2014). Pembelajaran daring menyebabkan perubahan sosial di bidang pendidikan, karena membutuhkan guru dan siswa untuk melek teknologi. 

Transisi ke sosial ini perubahan memiliki konsekuensi yang tidak terduga (Rasyid, 2015). Sebagai contoh, pembelajaran daring menyebabkan guru mengalami berbagai kendala dalam mengkondisikan siswa untuk masuk kelas tepat waktu; jam pelajaran tertunda; tugas belajar yang tidak terkendali. Akibatnya, pembelajaran menjadi tidak efektif dan membuat siswa kurang memahami materi yang dipelajari (Rahmah Fitriyani, 2020).

Masalah pembelajaran daring ini disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah cultural lag yang dialami guru, siswa dan orang tua dalam melaksanakan secara daring pembelajaran yang menjadi pola budaya baru di masyarakat selama masa COVID-19 pandemi. 

Oleh karena itu, untuk mengatasi keterlambatan budaya, artikel ini akan mengkaji pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 dari sudut pandang sosiologi pendidikan, khususnya Teori Fungsionalisme Struktural Parsons. 

Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi literatur karena itu memanfaatkan berbagai sumber perpustakaan untuk mendapatkan data penelitian (Zed, 2014). 

Kemudian data yang diperoleh akan disusun, dianalisis, dan disimpulkan, sehingga menghasilkaninformasi sebagai temuan penelitian disajikan secara deskriptif-analitik.

Pembelajaran Daring dalam Prespektif Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

Pandemi Covid-19 terbukti mengubah tatanan lama pendidikan yang cenderung tatap muka, menuju tatanan baru yang cenderung daring. 

Perubahan ini dapat dilihat secara holistik melalui analisis sosiologis pendidikan, misalnya teori fungsionalisme yang menekankan unsur stabilitas, fungsi, integritas, koordinasi dan konsensus. 

Di dalam perspektif, sistem komunitas terdiri dari berbagai elemen yang terkait satu sama lain. Adanya hubungan timbal balik tersebut bersifat simbiosis-mutualistik dan secara sadar cenderung menuju keseimbangan, tetapi tetapdinamis.

Secara khusus, artikel ini menganalisis pembelajaran daring dari dari perspektif teori fungsionalisme struktural yang diprakarsai oleh Talcott Parsons. 

Berdasarkan teori ini masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling terkait dan menyatu dalam keseimbangan. 

Perubahan yang terjadi pada satu bagian juga akan membawa perubahan pada bagian lain (Ritzer, 2013:21). Menurut Parsons, untuk mewujudkan masyarakat yang tertib dapat dilakukan dengan tindakan yang dikenal sebagai AGIL (Adaption, Goal Attainment, Integration, Latency) skema (Craib, 1986:58). Berikut ini adalah deskripsi lebih rinci tentang AGIL oleh Parsons (George Ritzer, 2014:117):

Adaptasi, 

Artinya kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan untuk mengatasi kritis situasi eksternal. Pembelajaran daring merupakan salah satu contoh adaptasi terhadap Covid- 19 pandemi. 

Dengan kata lain, transisi sistem pendidikan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring, telah ditentukan oleh pemangku kepentingan di satuan pendidikan Indonesia untuk menyelamatkan dunia pendidikan (Ichsan, 2020). 

Di sisi lain, adaptasi harus dilakukan secara proporsional dan secara profesional dengan menyesuaikan tugas dan kebutuhan dalam pembelajaran daring. 

Untuk misalnya, sekolah sebagai subsistem dari pelaksanaan fungsi pendidikan, di kerjasama dengan orang tua untuk beradaptasi dengan lingkungan siswa dan masyarakat. 

Guru dan orang tua harus berkolaborasi dalam memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran daring secara aktif. Melalui kerjasama yang baik, lembaga sekolah dapat membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal realitas pandemi COVID-19 ini (Ichsan, 2020).

Pencapaian Tujuan

Artinya, perilaku manusia selalu memiliki tujuan tertentu. Tapi, beberapa individu seringkali tidak sesuai dengan tujuan sosial yang lebih besar lingkungan. 

Oleh karena itu, individu harus beradaptasi dengan tujuan kelompok atau masyarakat tersebut. 

Pembelajaran daring diadakan dengan banyak tujuan, seperti untuk menyelamatkan pendidikan, untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak negatif pandemi COVID-19, untuk menghindari penyebaran dan penularan Covid 19, dan pemenuhan dukungan psikososial. 

Dalam hal ini, pembelajaran daring dianggap sebagai solusi terbaik untuk menjamin terpenuhinya hak siswa dalam mendapatkan layanan pendidikan di masa darurat COVID-19 (Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, 2020). 

Selain alasan itu, tujuan pembelajaran daring adalah untuk mengoptimalkan pendampingan orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka. Karena pendidikan orang tua tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan intelektualitas anak tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan emosional anak (Ichsan, 2020).

Integrasi

Ini berarti perlunya sistem untuk mengkoordinasikan dan membuat hubungan antara anggota sistem, dan juga hubungan antara tiga fungsi penting dari komponen lain (A, G, L). 

Integrasi ini menunjukkan solidaritas sosial. Solidaritas sosial akan hancur jika masing-masing komponen dari suatu bagian sistem menunjukkan minat individu. Menurut Parsons, kunci untuk melindungi integritas adalah internalisasi dan sosialisasi (Syawaludin, 2014). 

Dalam konteks pembelajaran daring, internalisasi yang diarahkan kepada siswa tentang cara belajar di rumah sendiri sehingga pembelajaran daring dapat dilaksanakan sesuai tujuan. Sementara itu, sosialisasi diarahkan pada informasi penting tentang prestasi anak atau perkembangan informasi terbaru dari pemangku kepentingan pendidikan (Ichsan, 2020). 

Misalnya untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, sekolah harus memberikan petunjuk kepada guru dan juga siswa agar pembelajaran lebih efektif. 

Karena keefektifan ini, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik (George Ritzer, 2014). Lebih dari itu, sistem pendidikan di masa pandemi COVID-19 harus mengatur hubungan antar komponen yang terkait secara harmonis. 

Untuk misalnya sekolah, keluarga, masyarakat, pelayanan pendidikan, dan tenaga kesehatan. Integrasi antar pemangku kepentingan pendidikan adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan kualitas pendidikan di era pandemi. 

Dengan kata lain, pembelajaran daring memerlukan integrasi yang harmonis dari tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ini menciptakan pembelajaran daring yang efektif, efisien dan penuh kebahagiaan bagi siswa.

Latensi

Ini berarti sistem harus meningkatkan, melengkapi, dan memelihara pola budaya setiap bagian dari sistem. Pendidikan merupakan pola budaya yang harus dipertahankan. 

Karena itu, meski di tengah pandemi Covid-19, edukasi tetap dilakukan. Ini pentingnya pembelajaran daring dalam mempertahankan pola budaya. 

Di sisi lain, sistem budaya sebagai penjaga pola budaya telah memberikan seperangkat norma dan nilai tertentu selama pandemi ini yang harus dipatuhi setiap individu dalam masyarakat (Radclife-Brown, 1980:22). 

Oleh karena itu, selama menjalani pembelajaran daring, guru, orang tua dan pelajar harus tetap mengikuti norma yang berlaku selama pandemi COVID-19. 

Misalnya, tetap mematuhi protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, memakai masker jika harus keluar rumah dan rutin mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 telah memaksa perubahan sosial yang signifikan di dunia pendidikan. Misalnya, perubahan sistem pendidikan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. 

Dalam konteks pandemi COVID-19, perubahan sosial ini menciptakan pola budaya baru yang dikenal dengan New Normal. 

Agar tidak mengalami keterlambatan dalam merespon budaya baru (cultural lag), artikel ini menawarkan teori fungsionalisme sturktural yang diprakarsai oleh Parsons untuk mengkaji pembelajaran daring, melalui skema AGIL. 

Artikel ini merekomendasikan semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dengan pendidikan secara langsung beradaptasi dengan pembelajaran daring yang umumnya dilakukan pada masa pandemi COVID-19, agar pembelajaran daring tetap memenuhi tujuan pendidikan dan pembelajaran yang telah dicanangkan. 

Karena itu, diperlukan adanya integrasi di antara tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat, sehingga pendidikan sebagai pola budaya yang melekat di masyarakat Indonesia tetap terjaga di masa pandemi COVID-19. 

Namun, mereka yang terlibat aktif dalam pembelajaran daring harus tetap melanjutkan untuk memenuhi pola budaya baru di masa pandemi Covid-19, terutama dibudaya mematuhi protokol kesehatan.

Daftar Pustaka

Craib, I. (1986 ). Teori-Teori Sosial Modern. Jakarta : Rajawali

George Ritzer, D. J. (2014). Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Ichsan, A. S. (2020 ). Pandemi Covid-19 dalam Telaah Kritis Sosiologi Pendidikan. Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 7(2), 98- 114 .

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. (2020, May 19). SE Sesjen: Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/se-sesjenpedoman-penyelenggaraan-belajar-dari-rumah-dalam-masadarurat-penyebaran-covid19.

Radclife-Brown, A. R. (1980). Struktur dan Fungsi dalam Masyarakat Primitif. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Rahmah Fitriyani, R. F. (2020). Pelaksanaan Student Centered Learning Berbasis Online pada Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 4 Bukittinggi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1), 8-18. doi:https://doi.org/10.24036/sikola.v2i1.64

Rasyid, M. R. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Teori Sosiologi. Auladuna, 2(2), 274-286.

Ritzer, G. (2013). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. (Alimandan, Trans.) Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Syawaludin, M. (2014). Alasan Talcott Parsons tentang Pentingnya Pendidikan Kultur. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 7(1), 149-166.

Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun