Saya kerap terhibur dengan berbagai kreativitas dari para netizens. Mulai dari joke di grup chatting hingga aneka meme lucu dibuat dan disebarkan di dunia maya yang mengundang senyum simpul saat kita melihatnya. Beberapa di antaranya lucu dan menggelitik, tapi beberapa lainnya kadang kerap tidak bisa dipertanggungjawabkan, bahkan dapat menimbulkan keresahan. Salah satunya adalah yang marak akhir-akhir ini di sosial media, yaitu soal keberadaan logo mirip palu arit di lembaran uang rupiah. Isu ini mulai menyebar di facebook, saat salah seorang netizen mempertanyakan lambang itu. Netizen lainnya pun ikut menyambut, dan seperti biasa menyebarkan, sehingga menjadi viral di media sosial.
Sebagai salah satu orang yang sedikit banyak memahami proses pengelolaan uang rupiah di Republik ini, mungkin saya bisa share sedikit tentang logo di uang rupiah tersebut. Uang Rupiah bisa sampai di tangan kita, setelah melalui perjalanan panjang. Mulai dari perencanaannya, desainnya, pencetakannya, distribusinya, hingga penarikan kembali. Langkah panjang tersebut dilakukan oleh Bank Indonesia secara seksama. Pengedaran uang bahkan dilakukan bukan hanya di kota, tapi hingga pelosok dan perbatasan negeri.Â
Para pegawai BI sampai rela mempertaruhkan nyawa untuk mengedarkan uang rupiah di daerah-daerah terpencil. Nah, dengan beratnya upaya tersebut, tentu Bank Indonesia selalu berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan tersebut dapat terjamin keasliannya. Oleh karena itu, setiap uang rupiah yang dicetak dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman yang dibuat agar mudah dikenali oleh masyarakat. Hal itu agar dapat melindungi uang dari pemalsuan.
Setiap pecahan uang rupiah memiliki unsur-unsur pengaman atau yang biasa disebut security features. Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat baik pada bahan yang digunakan untuk membuat uang, disain dan warna masing-masing pecahan uang, maupun pada teknik pencetakan uang tersebut. Semakin besar nilai nominal uang maka semakin banyak unsur pengaman dari uang tersebut.
Selama ini kita mungkin mengenal benang pengaman dan tanda air sebagai unsur pengaman uang. Tapi ada lagi satu unsur pengaman yang mungkin tidak banyak diketahui orang, yaitu yang dinamakan dengan 'gambar saling isi', atau dikenal dengan istilah rectoverso. Nah unsur pengaman inilah yang sebenarnya sedang diributkan oleh netizen belakangan ini, yang katanya memuat gambar palu dan arit. Melihat rectoverso tentu saja tidak bisa dilakukan dari satu sisi mata uang saja, tetapi perlu cara khusus. Caranya bagaimana? Coba angkat uang rupiah kita kemudian terawangkan di cahaya atau lampu. Lalu lihatlah di simbol itu, pastinya akan membentuk logo BI. Jadi, itu bukan simbol sesuatu yang lain, melainkan adalah logo BI yang dibuat saling isi (lihat gambar).
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada pada posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan bagian belakang. Di kedua sisi kemudian dibuat ornamen yang seperti tidak beraturan. Kalau rectroverso ini diterawang, barulah akan terlihat gambar yang sesungguhnya. Di negara-negara lain, uang kertas juga banyak yang menggunakan rectoverso sebagai unsur pengaman. Ringgit Malaysia misalnya, membuat rectoverso dengan gambar bunga. Sementara mata uang Euro menggunakan angka nominalnya dalam bentuk rectoverso.
Tentu saja banyak unsur pengaman lainnya yang terdapat dalam uang Rupiah, seperti cetak dalam (intaglio), tinta berubah warna (variable ink), tulisan mikro (micro text), bahkan ada gambar tersembunyi yang hanya bisa dilihat melalui sinar ultraviolet. Begitu banyak unsur pengaman dibuat agar masyarakat dapat membedakan antara uang asli dan palsu.
Lalu bagaimana dengan isu simbol palu arit? Bicara mengenai logo dan simbol tentu saja dapat menimbulkan perdebatan. Arak-arakan awan di langit saja misalnya, bisa menimbulkan banyak tafsir. Ada yang mengatakan bentuk binatang, tumbuhan, bahkan kadang dikatakan seperti malaikat. Beberapa waktu lalu juga sempat ada isu logo illuminati di uang rupiah, yang muncul dari tafsir-tafsir seperti itu.Â
Memang penafsiran bisa bermacam-macam, tapi marilah kita bersama-sama berpikir jernih bahwa uang rupiah dibuat sebagai alat pembayaran yang sah di NKRI dengan disertai berbagai unsur pengaman. Penjelasan di atas tadi memaparkan secara singkat tentang unsur pengamanan rectoverso. Semoga dapat membantu memahami ornamen di uang rupiah kita. Dengan demikian energi kreativitas kita dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal-hal lain yang lebih konstruktif dan tidak meresahkan. Yuk ah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H