Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Patriotisme Chan

24 Oktober 2010   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:09 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_301119" align="alignleft" width="225" caption="Chan Yi Park, LO sidang G-20 Gyeongju / photo by JH"][/caption] Namanya Chan Yi Park. “Tapi panggil saja saya Chan”, demikian ujarnya saat mengantar saya ke bandara Gimhae di kota Busan, Korea Selatan, siang tadi. Chan adalah satu dari sekian banyak Delegation Liaison Officer (LO) yang ditugaskan untuk menangani keperluan delegasi sidang G-20 Gyeongju pekan lalu (22/10). Sehari-harinya ia bekerja di salah satu bank swasta di kota Seoul. Selain Chan, banyak pula karyawan dan mahasiswa di derah Busan yang ikut menyumbangkan tenaga menjadi panitia penyelenggara sidang G-20 tingkat menteri di Gyeongju. Tugas utama Chan adalah mendampingi anggota delegasi, mempersiapkan kendaraan, akomodasi, ruang sidang, dan hal lain yang terkait dengan pelaksanaan sidang. Intinya, tugas Chan adalah memastikan berbagai keperluan anggota delegasi terpenuhi selama sidang berlangsung. Chan termasuk DLO yang lincah dan sangat bertanggungjawab pada pekerjaannya. Ia selalu memastikan segalanya berjalan lancar sebelum melakukan tugas lainnya. Parasnya yang manis dan senyumnya yang ramah juga menjadikan Chan disukai banyak anggota delegasi. Ia bercerita bahwa menjadi DLO adalah sebuah tugas mulia karena dapat berbuat sesuatu bagi bangsa Korea. Menjadi tuan rumah G-20 adalah kebanggaan bangsa Korea, oleh karena itu kami semua merasa wajib menyukseskannya, kata Chan. Citra Korea sebagai bangsa maju yang ramah dapat dibangun melalui forum-forum internasional seperti ini. Meski harus bekerja hingga larut malam untuk mempersiapkan berbagai keperluan sidang, Chan melakukannya dengan senang hati. [caption id="attachment_301120" align="alignright" width="300" caption="Panitia dan LO Sidang G-20 / photo by JH"][/caption] Soal bayaran bukan masalah, karena Chan rela bekerja tanpa dibayar. Memang betul apa yang disampaikannya. Banyak tenaga sukarela yang bersedia bekerja menyukseskan sidang-sidang G-20 tanpa meminta bayaran. Kalaupun dibayar, jumlahnya sangat kecil dan tidak sepadan dengan tugasnya. Negara telah memberi banyak hal kepada saya, jadi saya selalu ingin memberikan tenaga dan pikiran saya bagi jayanya Korea. Melalui sidang ini, saya ingin memberikan kontribusi pada Korea. Semangat dan kebanggaan sebagai bangsa Korea ini nampak di anak-anak muda Korea yang menjadi bagian dari komite G-20. Mereka percaya bahwa Korea hanya dapat maju bila dibangun bersama-sama, terutama oleh generasi mudanya. Pemerintah Korea Selatan memang mempersiapkan sidang G-20 secara serius. Penyelenggaraan rangkaian sidang menuju G-20 Summit pada 11-12 November 2010 adalah tahapan yang ditangani secara serius. Sidang tingkat menteri di Incheon, Busan, dan Gyeongju yang berlangsung pada Februari, Juni, dan Oktober berlangsung dengan lancar dan sukses.Untuk menyukseskan acara itu, pemerintah Korea menjadikan proyek G-20 ini sebagai proyek bersama bangsa sehingga seluruh warga merasa memiliki dan bertanggungjawab mengamankannya. [caption id="attachment_301121" align="alignleft" width="200" caption="Logo G-20 Summit"][/caption] Logo G-20 berupa “Lantern of Seoul,” yang merupakan perpaduan antara lentera tradisional Korea (cheongsam-chorong) dan citra mentari yang sedang terbit, juga merupakan karya anak muda Korea yang baru berusia 23 tahun. Jang Dae-yung, sang perancang, mengatakan bahwa tanda itu menunjukkan pesan selamat datang pada para pengunjung dan peserta sidang, serta keinginan Korea untuk menjadi tuan rumah yang baik. Patriotisme Chan dan anak-anak muda Korea ini patut ditiru oleh anak muda negeri kita. Semangat mereka untuk membangun kejayaan Korea adalah sumber inspirasi bagi kemajuan Korea. Mereka nyaris tidak pernah mengeluh dan mengatakan hal jelek tentang pemerintahannya, apalagi negaranya. Andai anak muda negeri ini bisa mengikuti semangat mereka, bekerja lebih banyak, untuk membesarkan Indonesia, tentu masa depan kita akan lebih baik lagi. Demikian disampaikan dari Airport Incheon, Korea Selatan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun