Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencari Kebahagiaan di Amsterdam

10 Agustus 2014   20:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:54 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_337489" align="aligncenter" width="448" caption="Anatomi Babi asli di depan Museum Body Worlds Amsterdam / photo by junanto"][/caption]

Di Amsterdam, kebahagiaan atau happiness adalah kata kunci yang dipegang hampir setiap warganya. Sebagai kota, yang masuk dalam jajaran kota paling bahagia sedunia, upaya meraih kebahagiaan adalah proyek hidup yang terus menerus diperbaiki.

Apa yang membuat orang Amsterdam, atau Belanda pada umumnya, bahagia? Salah satunya adalah statistik. Belanda mempelajari cara untuk menjadi bahagia. Dari statistik dan anatomi tubuh, dibuatlah semacam proyek kebahagiaan. Ini yang menarik, karena terbukti bahwa bahagia bisa diraih dengan latihan dan penelitian.

Memang terdengar terlalu tekhnis, tapi di Belanda, segalanya menjadi tekhnis dan detail. Saat mampir ke Amsterdam, saya mengunjungi satu Proyek Kebahagiaan Belanda yang dikemas dalam bentuk sebuah museum. Namanya Body Worlds: The Happiness Project. Letaknya di Damrak, dan menjadi salah satu ikon wisata kota Amsterdam.

Adalah seorang Jerman bernama Gunther von Hagens yang mengawali ide ini. Setelah melakukan pameran proyeknya ini, di berbagai kota, ia membangun pameran tetap di Amsterdam.

Apa yang menarik dan unik dari Proyek Kebahagiaan ini? Body Worlds menampilkan satu tema penting untuk kita renungkan, yaitu mengenai tubuh manusia dan pengaruh dari berbagai faktor, mulai dari fisik tubuh hingga emosi, pada kesehatan dan kebahagiaan manusia.

Premisnya sederhana. Apabila tubuh diberi input kesengsaraan dan kesulitan secara terus menerus, manusia akan cenderung tidak bahagia. Demikian pula sebaliknya. Di sini, von Hagens mengambil riset pada berbagai manusia dan menampilkannya utuh di museum ini. Ada lebih dari 200 jasad manusia asli, bukan display boneka, yang ditampilkan di museum body worlds. Berbagai jasad manusia itu, dibedah, dikuliti, dan diawetkan, sehingga kita bisa melihat kompleksitas tubuh manusia, termasuk kekuatan dan kerentanan tubuh.

Dari mana berbagai jasad itu berasal? Museum ini memberikan informasi bahwa jasad-jasad tersebut berasal dari para donatur, yang merelakan tubuhnya digunakan untuk ilmu pengetahuan setelah mereka meninggal.

Jasad-jasad manusia yang diawetkan dengan cara khusus oleh von Hagens tersebut bercerita bahwa kebahagiaan bisa diteliti. Tubuh yang bahagia, umumnya muncul dari kebiasaan fisik dan emosi yang bahagia. Kebiasaan merokok dan stress misalnya, bisa memicu ketidakbahagiaan. Di museum ini, ditampilkan organ manusia yang terkena kanker paru-paru akibat merokok, dan otak yang rusak karena stroke. Kita diajak merasakan dampak dari kebiasaan negatif yang ditumpuk sekian lama.

Museum ini menyampaikan pesan bahwa gerak fisik bisa menimbulkan kebahagiaan. Orang yang rajin berolahraga biasanya lebih bahagia dari yang malas bergerak. Di sini, kita diajak untuk senantiasa melatih fisik, gaya hidup sehat. Namun di lain sisi, fisik juga harus diimbangi oleh jiwa dan emosi yang stabil. Kita harus juga mampu melatih emosi kita, agar tidak terjebak stress, tegang, yang berujung pada ketidakbahagiaan.

Memasuki museum Body Worlds ini menurut saya sesuatu banget, dan menjadi satu pengalaman yang “must try” kalau ke Amsterdam. Dengan tiket seharga 20 euro per orang (bisa lebih murah kalau beli online), kita diajak menyelami kembali makna kehidupan ini. Hidup pada ujungnya, bukanlah mencari materi. Tapi, yang dicari oleh manusia ini, dengan berbagai aktivitasnya, adalah kebahagiaan atau eudomonia menurut Yunani Kuno.

Amsterdam membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi, tanpa kebahagiaan, adalah sia-sia. Pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, keamanan, kesehatan, dan fungsi institusi yang baik, adalah prasyarat dasar kebahagiaan. Tanpa ekonomi yang baik, pendapatan per kapita yang memadai, sulit meraih kebahagiaan. Namun itu bukan tujuan, setelah semua yang bersifat materi diraih, kebahagiaan bukan sebuah perkara sederhana. Ia membutuhkan kebiasaan, pelatihan emosi, agar dapat pasrah, dan ringan, dalam menghadapi kehidupan dan segala tantangannya. Di sini baru berlaku, uang tidak selamanya membawa kebahagiaan.

Bahagia, di Belanda, adalah soal tekhnis. Bisa dipelajari. Untuk tahu lebih dalam dan detil, silakan mampir ke Body Worlds Amsterdam, bila sedang berkunjung ke sana. Salam Bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun