Mohon tunggu...
Junanda febrian
Junanda febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Ras, Budaya, Tradisi, Kebiasaan di Satu Desa Hidup Bahagia (Desa Kadindi)

5 Mei 2020   16:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:39 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foto dari junanda febrian di desa kadindi

Assalamualakkum sahabat, saudara, lenga,  semeton senamian, eh itu kok pakai bahasa daerah  ya wkwkw..

Oh iya kira-kira kalau 3 adat, ras, tradisi dan kebudayaan di satu desa bisa akur tidak ya? Dan juga beda agama apakah bisa?
Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit saja tentang desa tempat saya lahir..!

Nama desanya adalah desa kadindi yang di mana desa tersebut di sebut kadindi karena memiliki arti penyesalan jadi desa kadindi adalah desa penyesalan. Kok bisa ya? Dapat bahasa dari mana? Hehe

Kadindi berasal dari bahasa lombok yang di mana "kadin" dalam bahasa indinesia yang berarti coba aja dan "dih" berarti ya dan apabila di sambung menjadi coba aja ya! Itu sebuah ucapan penyesalan sehingga orang menyebutnya desa kadindi.

Di sebut sebagai desa penyesalan bukan karena yang tinggal di sini menyesal semua tetapi orang lombok pada masa dulu yang hijrah atau pindah ke desa tersebut tidak betah karena masih hutan oleh karena itu mereka kembali ke kampung halamannya. 

Akan tetapi tentunya ada salah seorang dari mereka yang menetap di sini dan membangun desa ini sehingga menjadi desa yang subur dan makmur. Beliau kami sering sebut dengan Datuk Anggrat. Datuk Anggrat adalah orang yang membangun desa kadindi ini. Sehingga beliau sangat terkenal di masyarakat. 

Menurut pendapat dari masyarakat yang viral Datuk anggrat semasa hidupnya apabila ingin berkelana dan berpergian menggunakan naga. Mungkin anak zaman sekarang tidak percaya tapi dulu waktu kecil karena rumah datok anggrat dekat dengan rumah maka aku dan taman- teman sering bermain ke tempat rumah peninggalannya. 

Dan benar ternyata di dalam rumah Datuk Anggrat  terdapat ruangan khusus yang di mana ruangan tersebut adalah ruangan naga yang memiliki lubang yang sangat dalam dan apabila kita berdiri di atas kamar tersebut maka akan terdengar suara bergema ketika menginjak lantainya.

Rumah peninggalan Datuk Anggrat
Rumah peninggalan Datuk Anggrat
Selanjutnya, karena desa tersebut sangat terkenal  maka banyak orang yang berdatangan dan ingin tinggal di sini dan orang yang dulu tidak mau tinggal di sini mereka menyesal karena tidak mau menetap dan membangun desa ini. Itulah kenapa di sebut dengan desa kadindi.

Mungkin itu aja sih cerita singkatnya tentang desaku.

Di kadindi terdapat tiga suku yaitu suku sasak  (lombok), suku mbojo (bima) dan suku sumbawa. Sehingga terkenal dan sering di sebut dengan sasambo. Tentunya kalau kita hidup disini kita akan sangat terpukau dengan tradisi dan kebudayaannya. 

Dari tiga suku tersebut memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dan apabila mengadakan acara peringatan ulang tahun kadindi yang di adakan pada tanggal 7 juli maka semua suku akan berkumpul di lapangan tujuh juli dan melakukan pawae untuk menyambut hari yang sangat luar biasa. Disaat itu orang- orang akan menggunakan baju adatnya masing -masing dan memperkenalkan kebudayaannya masing-masing.

Adapun dalam melakukan perkawinan, tiga suku tersebut menggunakan kebudayaannya dan tradisinya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Diantara tradisinya antara lain:

instagram.com/itdc_id
instagram.com/itdc_id
1. Tradisi Nyongkolan (suku sasak)
Nyongkolan merupakan tradisi masyarakat Sasak Lombok ketika pasangan pengantin dengan menggunakan baju pengantin laki menuju tempat orangtua pengantin perempuan sambil berjalan kaki.

 Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini juga merupakan sebuah bentuk "pengumuman" bahwa pasangan tersebut sudah resmi menikah. Biasanya di iringi dengan alat musik yang di sebut dengan "gendang belek".

2. Wa'a Co'i (Suku Mbojo)
Wa'a coi adalah upacara pengantaran mahar biasanya dihadiri oleh seluruh anggota masyarakat sekitar dan digelar dengan meriah. Seperti ada kelompok penabuh hadra yang mengiringi sang pria dan keluarga menuju rumah orang tua perempuan. Banyak barang dan besarnya nilai mahar tergantung hasil mufakat antara kedua keluarga. Pada umumnya mahar berupa perhiasan, rumah, perabotan rumah tangga, perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan tidur.

3. Sorong serah (Suku Sumbawa)
Sorong Serah yaitu prosesi dimana pihak laki --laki membawa hantaran berupa apa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Acara Sorong Serah ( Nyorong) ini biasanya dilaksanakan dengan sangat meriah dengan iringan ratib rabana ode, bagenang, dll.


Selain tradisi menikah banyak lagi tradisi yang terdapat di desa kadindi.

https://www.instagram.com/tigerfightdojo/
https://www.instagram.com/tigerfightdojo/
Ada satu tradisi yang sangat saya senangi dan sering menontonya. Tradisi ini sangat terkenal sekali di pulau lombok yaitu peresean.
Peresean adalah pertaruangan antara dua laki-laki yang bersenjatakan tongkat yaitu rotan dan menggunakan perisai yang biasa di sebut dengan "ende" yang terbuat dari kulit hewan yang di keringkan. Tradisi ini biasa di lakukan untuk menyambut turunnya hujan atau datangnya musim hujan.

Di samping memiliki kekayaan budaya tentunya desa kadindi memiliki banyak kekayaan alam yang masih kebanyakan belum di sentuh oleh tangan manusia. Sehingga itu yang membuat desa ini banyak di kunjungi dan di datangi oleh orang luar. Disini kita hidup dengan aman dan tentram tanpa adanya penindasan seperti yang banyak terjadi di kota. 

Dan saking hebatnya di sini kebanyakan kebutuhan hidup itu gratis seperti  sayur-sayuran kecuali kebutuhan yang mahal ya harus beli wkwkw.

Mungkin kebanyak orang di indonesia tidak mengetahui tentang desa ini. Justru itu saya ingin memperkenalkannya kepada teman- teman semuanya.

Udah kali ya curhatnya hehe
Kita ketemu di tulisan lainnya
Terima kasih teman-teman...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun