*Jagung Titi Mentega: Tradisi dan Rasa dari Tanah Flores*
      Jagung Titi Mentega adalah salah satu makanan khas dari daerah Flores, Nusa Tenggara Timur, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Makanan tradisional ini merupakan hasil olahan jagung yang diolah dengan cara yang sangat unik dan tradisional. Proses pengolahannya yang membutuhkan ketelatenan, serta rasa yang khas menjadikan jagung Titi Mentega bukan hanya sekadar makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Flores. Makanan ini tidak hanya memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi, tetapi juga semakin menarik perhatian banyak pihak di luar daerah tersebut, khususnya dalam dunia kuliner tradisional Indonesia.
Sejarah dan Asal-Usul Jagung Titi Mentega
      Jagung merupakan salah satu tanaman pangan utama di Nusa Tenggara Timur, termasuk Flores. Tanah yang kering dan curah hujan yang terbatas membuat masyarakat setempat lebih memilih menanam jagung dibandingkan padi. Dari kebiasaan inilah lahir berbagai olahan jagung, salah satunya adalah jagung Titi. Jagung Titi sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Flores. Istilah "Titi" sendiri berasal dari cara pengolahan jagung, yaitu dengan cara ditumbuk atau dititi menggunakan batu hingga pipih dan renyah.
Tradisi ini dimulai karena pada masa lalu, masyarakat Flores belum memiliki peralatan modern untuk mengolah jagung. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan alam sekitar, termasuk batu-batu besar yang digunakan untuk menumbuk jagung. Proses ini memang cukup melelahkan, tetapi hasilnya adalah jagung yang tipis, renyah, dan bisa bertahan lama. Jagung Titi Mentega kemudian berkembang menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi saat hari-hari besar, seperti perayaan adat atau acara keluarga.
Proses Pembuatan Jagung Titi Mentega
      Proses pembuatan jagung Titi Mentega sangat menarik karena tetap mempertahankan cara-cara tradisional. Proses ini dimulai dengan memilih biji jagung yang berkualitas baik, biasanya jagung yang sudah tua dan kering agar mudah diolah. Setelah itu, biji jagung dikupas dari kulitnya dan dijemur hingga benar-benar kering. Proses pengeringan ini penting untuk memastikan bahwa jagung mudah dipecah saat ditumbuk. Setelah jagung kering, langkah berikutnya adalah memanggangnya di atas api terbuka. Proses pemanggangan ini bertujuan untuk mengeluarkan aroma khas jagung serta membuatnya lebih renyah. Biji jagung yang sudah dipanggang kemudian diletakkan di atas batu pipih yang telah disiapkan. Batu ini digunakan sebagai landasan untuk menumbuk jagung, sementara satu batu besar lainnya digunakan untuk menumbuknya. Proses menumbuk inilah yang disebut sebagai "Titi."
Keahlian menumbuk jagung ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Dibutuhkan ketelitian dan ketepatan agar biji jagung bisa menjadi pipih tanpa hancur berkeping-keping. Hasilnya adalah jagung yang tipis dan renyah, siap untuk diolah lebih lanjut.
Dalam versi modern, jagung Titi sering dihidangkan dengan tambahan mentega. Mentega memberikan rasa gurih yang lezat dan melengkapi tekstur renyah dari jagung Titi itu sendiri. Oleh karena itu, jagung Titi Mentega kini menjadi salah satu variasi yang paling populer. Rasa manis alami dari jagung yang dikombinasikan dengan gurihnya mentega menciptakan sensasi rasa yang unik dan disukai banyak orang.
 Kegunaan dan Nilai Gizi Jagung Titi Mentega