Mohon tunggu...
junaidi
junaidi Mohon Tunggu... Lainnya - milik semua orang yang melihat dan membaca

Aktif Kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahtera dan Perjalan Mengarungi Lautan

2 Mei 2021   03:15 Diperbarui: 2 Mei 2021   03:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu seorang pemuda bernama agra menyiapkan satu bahtera untuk melintasi lautan bersama dengan kekasihnya yang bernama elakshi bahtera yang di bangun oleh tangan agra sendiri itu begitu sangat kokoh nan indah agra sudah mempersiapkan bahtera ini selama satu tahun sebelum keberangkatan dia bersama elakshi mengarungi lautan.

Ketika semua sudah siap agra langsung bergegas naik karena ia sudah tidak sabar menikmati indahnya lautan bersama elakshi ya hanya berdua saja . ketika itu elakshi belum juga tiba di bibir agra merasa sangat cemas kalau elakshi tidak mau ikut dengannya mengarungi indahnya lautan akhirnya agra menjemput elakshi di rumahnya,sesampai di depan pintu rumah elakshi agra sedikit mendengar percakapan elakshi yang kebetulan di sambangi oleh seorang sahabat dekatnya, elakshi mengungkapkan bahwa ia masih di benak keraguan yang sangat mendalam karena ia sangat merindukan sesosok nama yang tidak dikenal oleh agra namun sosok yang di rindukan oleh elakshi adalah seorang yang pernah tinggal lama dan bersemayam di hati elakshi.

Mendengar percakapan itu agra merasakan tubuhnya tak sanggup untuk mengetuk pintu rumah elakshi dan hanya termenung memikirkan untuk apa selama ini ia bangunkan sebuah bahtera yang kokoh nan indah itu. Namun tak berselang lama elakshi membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat agra diam di depan pintu rumahnya elakshi cemas saat melihat agra ada di hadapannya karena dia tak ingin agra mendengar percakapan tadi. Kecemasaan elakshi tiba-tiba hilang karena agra yang tadi diam dan merenung langsung meraih tangan elakshi seraya berkata " ayo cepat segera kita arungin lautan dengan bahtera yang sudah kusiapkan". Akhirnya elakshi dan agra pun bergegas pergi untuk berlayar mengarungi lautan.

Hampir 12 jam mereka mengarungi lautan dengan bahtera itu dengan kebahagian dan kehangatan yang menyelimutinya. Elakshi pun merasa tenang saat itu karena beranggapan agra tidak mendengar percakapannya dirumah tadi, namun di lain sisi jauh di dalam hatinya agra di selimuti kabut tebal yang karena ia merasa bahwa elakshi belum sepenuhnya bisa memiliki hati elakshi.

Hari demi haripun mereka lewati ditengah lautan yang tenang nan damai. Tetapi hari itu agra sudah tidak mampu menahan lagi kegelisahannya karena mendengar percakapan saat dirumah elakshi akhrinya terjadilah sebuah keributan antara agra dan elakshi yang begitu besar bahkan hampir sampai membuat mereka untuk kembali dan tidak melanjutkan perjalanan mereka. Namun disaat itu elakshi coba meyakinkan agra agar ia percaya bahwa elakshi adalah milik agra seutuhnya dan tidak ada dengannya lagi orang lain. Berbekal keyakinan itu agra kemudian tenang dari kemarahan  serta kegelisahan yang menyelimutinya.

Tepat dipagi pergantian malam menuju pagi hari bahtera mereka di terpa badai topan yang sangat kencang bahkan hampir membuat layar dari pada bahtera tersebut sobek,namun dengan usaha yang dilakukan oleh agra dan elakshi bisa mereka bisa mereka hadapi. Siang harinya layar yang sobek tersebut di jahit oleh elakshi dan agra itu dilakukan agar mereka bisa kembali belayar mengarungi lautan kembali.

Hari-hari mereka berdua di atas bahtera sangatlah indah bahkan keindahan dari hubungan mereka kian hari melebihi dari pada keindahan mawar yang sedang mekar atau cahay oranye di waktu senja menyambut hari sebelum gelap. Banyak sudah cobaan mereka lalui di perjalan mereka dalam mengarungi lautan dengan bahtera itu.

Hingga satu ketika bahtera mereka di hadang oleh sebuah kapal perompak yang membawa banyak anak buah dan berbekal dengan senjata-senjata tajam elakshi ketakutan ketika mereka di hadang oleh perompak dan bersembunyi di belakang agra. Namun agra menyuruh elakshi untuk masuk kedalam kamar yang ada di bahtera mereka. Akhirnya rombongan perompak tadi naik ke bahtera agra dan elakshi dan menodong sebuah pedang yang sangat tajam dan mengkilat tepat di hadapan agra seraya berkata

" bahtera ini begitu indah bahkan tak ada satupun bahtera yang pernah kulihat seindah ini, aku ingin memiliki bahtera ini ". Namun agra dengan sedikit keraguan karena melihat pedang yang tepat didepanya menjawab

" tak akan ku serahkan bahtera ini padamu karena bahtera ini ku buat dengan kekuatan cintaku kepada elakshi dan yang pantas untuk memilikinya" sontak hal tersebut membuat para perompak marah dan langsung melayangkan tebasan yang menyayat tangan agra. Lalu elakshi karena sudah tak tahan melihat kejadian itupun keluar dari kamar dan berteriak

"hentikan cukup jangan lanjutkan kekejamanan mu wahai perompak jahanam" perkataan tersebut tidak digubris oleh para perompak tersebut dan hanya ditertawakan ditengah kesedihan dan nestapa yang terjadi di atas bahtera itu elakshi kemudian membujuk agra supaya memberikan bahtera tersebut namun agra bersih keras tidak mau memberikan bahtera tersebut hingga membuat para perompak emosi dan hampir memenggal kepala agra. Namun agra tak gentar sama sekali malah iya berteriak dengan keras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun