Awan masih kelabu bergeming di atas sana
bersama kawanan walet melayang
rumah tua teronggok sepi
ujungnya menadah langit agar tak goyah
genteng-gentengnya merapat
seperti barisan tentara yang siap siaga
meskipun layu dan rapuh
kharismamu tak pernah redup
tak seperti bangunan kota
berdiri kokoh tapi penuh sendu
tak memiliki ruang
sepertis aat hujan, menggenang dan menerjang.
Manusia duduk dan merangkak melewati lorong waktu sunyi
rumah tua dilewati, bangunan kota menarik simpati
mereka melupakan seluruh rasa pesih
demi pedih yang tak akan pernah mati
di belantara bukit-bukit baja
disusuri tanpa merasa menghamba.
Padahal, di lorong-lorong
mereka menghamba pada yang nestapa
seperti remaja yang tak paham tentang cinta
segalanya riuh dan gaduh
mereka terlena bagai dalam candu
menginjak segala masa lalu
menuhankan segala yang baru.
Yogyakarta, 15 Januari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H