Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Guru Kita

25 November 2017   10:39 Diperbarui: 25 November 2017   11:21 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini - Sabtu, 25 November 2017 - merupakan Hari Guru. Di beberapa media sosial, aku membaca perihal catatan tentang Hari Guru. Sebagian ada yang bilang:

"Guru yang disenangani muridnya adalah guru yang jarang masuk (mengajar)"

"Kapan akan mengabdi jika para guru mabuk candu sertifikasi?"

Itu saja dua kutipan dari media sosial yang kuingat karena kebetulan membacanya. Ungkapan pertama aku mengalaminya. Dulu, saat masih sekolah atau kuliah pun, jika pengajar (guru atau dosen) tidak masuk alias tidak mengajar, aku merasa senang. Tapi, aku merasa tak senang juga kadang sama guru yang tidak mengajar ketika tugas dan buku materi pelajarannya sudah kukerjakan dan kubaca.

Kemudian kita bisa merenung. Kita senang saat guru tidak masuk. Sebenarnya, itu akibat kita tidak belajar materi pelajarn guru yang bersangkutan. Juga bisa jadi karena kita bisa santai sebab guru tidak masuk.

Untuk ungkapan kedua, aku tak mau menyalahkan siapapun para guru yang mengejar sertifikasi. Silakan. Tetapi, sebagai pribadi yang memiliki tugas dan tanggung jawab, maka penuhilah tugas dan tanggung jawab tersebut dengan baik (maksimal).

Guru  adalah orang yang patut digugu (dipercaya) dan ditiru. Masih adakah pribadi yang menjadi guru kita? Adakah orang yang ucapannya dipercaya dan tindakannya kita teladani? Siapakah guru kita?

Mari sejenak kita diam, mengheningkan diri, dan mencari siapa guru kita, yaitu orang yang ucapannya bisa digugu (dipercaya) dan tindakannya bisa ditiru atau diteladani.

Yogyakarta, 25 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun