Suasana kota Bandung masih terasa sejuk. Malam itu, Aris dan Kurnia menikmati secangkir dingin dan sebatang obrolan.
Aris: "Di sini, di mana ya tempat orang jual telur kastroli?"
Kurnia: "Wah, besok kita ke pasar. Buat apa kamu nanya telur segala?"
Aris: "Buat kumasak atau digoreng nanti."
Kurnia: "Halah, gak usah. Aku masih ada stok telur kastroli untuk kita makan nanti."
Aris: "Jangan lah. Aku kan gak enak. Kos numpang sama kamu. Setidaknya aku beli telur atau sembako lainnya yang bisa kita makan bersama."
Kurnia tak merespons. Karena dia juga tak mau ambil pusing denhan inisiatif Aris yang mau beli telur.
Kurnia: "Eh, Ris," kata Kurnia tiba-tiba memukul betis Aris yang sedang duduk setengah jongkok. "Mau buat jamu, yuk. Aku pengen sehat dan berotot kayak kamu."
Aris: "Ayo. Kita beli jahe."
Kurnia: "Kok jahe?. Aku biasa minum jamu buat sendiri dari kunyit dan telur."
Aris: "Itu kurang menghangatkan tubuh. Mending pakai jahe dan telur."