Aku pernah membaca pengumuman tentang para Kompasianer yang mendapat hadiah dari Kompasiana. Jika tidak salah, mereka yang mendapat hadiah merupakan Kompasianer yang tulisannya terpopuler, fiksi yang bagus, dan terkreatif alias banyak memosting tulisan di Kompasiana. Entah apa lagi, aku lupa.
Aku sempat berpikir, bagaimana caranya agar tulisanku menjadi tulisan terpopuler atau lainnya yang bisa mendapatkan hadiah. Lumayan hadiahnya untuk biaya hidup dan mengasapi dapur. Semaksimal mungkin aku berpikir agar tulisanku menjadi yang terpopuler atau setidaknya menjadi headline di Kompasiana. Aku tidak paham ketentuan menjadi terpopuler atau menjadi headline.
Sehingga, aku pun memerhatikan tulisan yang menjadi terpopuler atau menjadi headline.Yang jelas kupahami, jumlah pembacanya tidak menjadi jaminan. Entah memang karena tulisan itu bagus atau memang pilihan admin saja. Hingga aku bertanya-tanya, punyaku kok gak pernah jadi terpopuler atau headline, ya? Padahal, pembaca tulisanku ada yang sampai 7000 lebih yang melihat, cap matanya itu memiliki angka semacam itu.
Lain lagi halnya soal terkreatif yang mendat hadiah dari Kompasiana. Ketika aku membuka Kompasiana, yang muncul mayoritas puisi. Aku jarang membacanya. Entah. Ada satu penulis yang hingga namanya muncul di label terpopuler. Setelah kusentuh nama yang menjadi label terpopuler, ternyata dia banyak memosting tulisan berkategori puisi. Aku cuma berpikir, orang ini benar-benar semangat menulis (puisi). Dalam dugaanku, mungkin ingin menjadi Kompasianer terkreatif.
Sebenarnya, aku merasa bosan ketika membuka Kompasiana yang muncul mayoritas puisi. Okelah, gak masalah soal itu. Jangan terlalu serius ya membaca tulisan ini. Ada lagi yang kurasa mengganjal dan ganjil dalam otakku.
Begini, sebelumnya, di Kompasiana tidak dibatasi menuliskan label. Setahuku begitu. Aku sering membuat label banyak. Hingga label yang kutulis sering menjadi label terpopuler di Kompasiana, khususnya namaku sendiri: Junaidi Khab. Tapi, suatu ketika saat label seperti biasa kutulis (banyak), ternyata tulisanku tidak bisa diposting karena ada pemberitahuan bahwa maksimal label hanya 5 (lima).
Secara tiba-tiba aku berpikir bahwa Kompasiana "cemburu" padaku, karena label (khususnya namaku) menjadi label terpopuler. Yah, PeDe aja dikit. Sehingga, label dibatasi, hanya 5 (lima) maksimal. Yah, begitu yang menjadi uneg-uneg tulisan ini muncul. Semoga tulisan ini tidak dibenci atau disinisi oleh Kompasiana. Aku butuh jawaban sebenarnya. Entahlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H