Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perihal Kebaikan

15 November 2017   00:17 Diperbarui: 15 November 2017   00:23 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebaikan merupakan sumber kebahagiaan. Tetapi, kebaikan juga bisa menjadi sumber kegelisahan. Kita bisa memilih dalam menjalani kehidupan di dunia ini antara berbuat baik atau jahat. Tetapi yang jelas, tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan. Sebenarnya, kebaikan juga menjadi jalan untuk mencapati kebahagiaan.

Tetapi, tidak banyak di antara yang kita yang menyadarinya. Meskipun di antara kita tahu bahwa kebaikan sebagai sumber kebahagiaan, namun faktanya untuk berbuat baik itu sangat sulit.

Salah cara agar berbuat tidak sulit dan membuat kita menjadi gelisah, yaitu dengan berdoa agar kita kaya kebaikan selain memang minta kekayaan yang lain, seperti kaya moral yang baik, harta, ilmu, dan semacamnya. Dengan begitu, secara perlahan seiring doa terkabul, kebaikan bisa menjadi landasan hidup kita sehari-hari. Memang ada beberapa sebab di antara kita merasa berat untuk melakukan kebaikan. Maka dari itu, selain berdoa kita juga harus berusaha menyingkirkan sebab-sebab yang menjadikan kita sulit untuk berbuat baik.

Salah sebab yang sangat dominan kita sulit untuk melakukan kebaikan yaitu materi. Dalam hidup ini, khususnya untuk saat ini, kita seakan sudah didonktrin oleh materi. Sehingga, segalanya diukur dengan materi. Tidak heran, jika nilai-nilai kebaikan sulit untuk kita lakukan tanpa ada nilai materi yang kita dapatkan. Selain itu, juga malas menjadi pemicu kita untuk berbuat baik.

Tetapi, rasa malas pun juga muncul akibat materi. Seandainya ada materi, maka kita bisa melakukan suatu yang pseudo-baik. Sebuah kebaikan dilakukan karena kita melihat materi. Ketika materi tidak didapatkan, maka rasa resah dan gundah pun menyelimuti kehidupan. Hal ini sebenarnya yang membuat kita kadang berpikir seribu kali untuk berbuat kebaikan.

Dengan kata lain, sifat ikhlas dalam diri kita tidak begitu kuat, atau tidak menjadi prinsip dalam menjalani kehidupan. Jika kita ikhlas dalam segala hal, hidup kita akan bahagia.

Tetapi, hal tersebut masih ada kaitannya dengan kebaikan yang kita lakukan. Misalkan kita tidak ikhlas berbuat baik, itu disebut tidak ikhlas. Misalkan, berbuat baik hanya ingin mendapat pujian atau materi. Setelah pujian atau materi itu sirna, maka sikap baik kita pun juga sirna, pseudo-baik.

Hakikatnya, materi jangan sampai menjadi ukuran dalam kehidupan ini. Materi hanya sebagai sarana, karena tidak hanya dengan materi sebuah tujuan tercapai. Tetapi, usaha yang sungguh-sungguh dan maksimal akan menjadi kuncinya. Begitu juga dalam berbuat baik, materi bukan tolok ukurnya.

Memang, sebagian orang berbuat demi materi, nama baik, atau tujuan lain. Selain itu, jika kita berbuat baik, tidak usah mengingatnya agar rasa resah tidak menjadi duri dalam pikiran. Sebaiknya, jadikan kebaikan sebagai sumber kebaikan bagi orang lain. Tanpa mengharap pamrih atau materi.

Maka dari itu, mari kita berbuat baik dengan ikhlas tanpa mengharapkan materi, juga berdoa agar kita memiliki kekayaan yang berupa kebaikan. Sebuah kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan menghadirkan kebahagiaan. Jadi, kebahagiaan itu cukup mudah, basuhlah hati kita dengan air keikhlasan. Tidak ada kebaikan yang melahirkan kesusahan jika dilakukan dengan suka rela. Mari coba kita usahakan untuk berbuat baik tanpa pamrih dan tidak mengharap materi.

Oleh: JUNAIDI KHAB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun