Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gaya Hidup yang Goblok!

13 November 2017   12:46 Diperbarui: 13 November 2017   12:57 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita semua sudah tahu tentang gaya hidup. Gaya hidup sebenarnya cara kita melakukan aktivitas sehari-hari dengan maksud dan tujuan tertentu. Kadang, kita bergaya hanya ikut-ikutan model yang sedang tren. Misalkan, ada model pakain baru. Ketika kita melihat atau mendengar kabar itu, segera membelinya. Ada juga yang suka ikut tren atau gaya terbaru dalam persoalan model rambut. Saat ini, masyarakat lebih doyan ikut gaya rambut pemain sepak bola, tapi ini khusus para cowok. Yang cewek lain lagi, biasanya suka yang berbau Korea, itu bagi cewek feminin. Lain lagi ceritanya cewek yang sedikit berlagak lelaki, gayanya tentu berbeda.

Sebenarnya, mengikuti gaya hidup yang baru atau yang sedang tren bukan persoalan besar. Tetapi, kita harus tahu bahwa kita hanya menjadi orang yang ikut-ikutan, bukan orang kreatif atau cerdas. Setidaknya, kita memiliki prinsip hidup secara jelas agar tidak selalu berkaca pada gaya orang lain. Dengan kata lain, jika kita berkaca atau meniru gaya orang lain, sama saja dengan membunuh jati diri kita sendiri. Kepribadian kita menjadi kepribadian orang lain. Itu bentuk penjajahan yang sangat melenakan. Mungkin di antara pembaca tidak sepakat dengan pandanganku ini tentang meniru gaya (hidup) orang atau bangsa lain.

Baik, tidak masalah kita meniru gaya (hidup) orang atau bangsa lain, itu hak dan kebebasan bagi manusia. Tetapi, seperti dijelaskan sebelumnya, kita semacam tidak memiliki prinsip hidup. Hanya ikut-ikutan. Setidaknya, jika ingin meniru gaya (hidup) orang lain, tidak membunuh hakikat atau jati diri atau kepribadian diri kita, agar kita sebagai manusia tetap ada. Jika tidak mau, tidak persoalan. Bebas.

Bahkan, ada gaya -- anggap lah gaya baru dan modern -- dalam kehidupan masyarakat saat ini. Misalkan penggunaan closed duduk (pintu pantat saat akan buang air besar) itu merupakan bentuk sebuah kemewahan dan tanda kemajuan masyarakat modern. Model closed itu datang dari Barat. Kemudian, sebagai ikon mewah dan kemajuan, masyarakat Indonesia pun memakai closed duduk di beberapa toilet: baik toilet umum atau pribadi. Bahkan, di beberapa hotel, apalagi hotel bintang lima, model closed semacam itu menjadi kemewahannya.

Kemewahan, sebenarnya dilihat dari cara kita berpikir tentang suatu hal. Kembali lagi pada closedduduk yang kata masyarakat secara umum disebut model baru dan gaya hidup modern, itu sebenarnya model atau gaya hidup yang sangat bodoh. Aku sendiri tidak suka memakai closedduduk. Bagiku sangat jorok jika buang air besar harus dengan posisi seperti itu. Bayangkan sendiri saja. Aku sendiri, ketika memakai closed duduk (pernah hanya beberapa kali di hotel), buang air besar tidak begitu lancar. Hingga, akhirnya aku lebih memilih jongkok di atasnya. Jangan bilang sama siapa-siapa, nanti yang punya hotel marah.

Jika aku kebelet buang air besar, mungkin closedduduk menjadi solusi dengan cara tetap jongkok di atasnya. Biarkan, siapa suruh memakai closedmacam itu? Begini sebenarnya yang ingin aku sampaikan. Gaya semacam itu, tidak baik bagi kita saat buang air besar. Dalam beberapa anjuran, dulu aku dianjurkan oleh sepupu sekaligus ustadku (Thahir Mu'thi) agar ketika buang air besar supaya jongkok dengan posisi menjinjitkan kaki bagian kiri. Tujuannya, agar buang air besar lancar. Perlu kita ketahui, ketika kaki bagian kiri dijinjit dalam posisi jongkok saat buang air besar, maka perut akan menekan, sehingga buang air besar lancar. Itu dengan catatan kita tidak bermasalah, misalkan ambeien.

Begitu juga dalam dunia kesehatan, buang air besar dengan posisi seperti pada closed duduk sebenarnya tidak baik bagi proses pembuangan. Sebagian usus akan terhimpit, sehingga buang air besar bisa terganggu atau tidak lancar. Coba bayangkan sendiri. Manusia natural, buang air besar dengan cara berjongkok, bukan dengan cara duduk seperti manusia modern. Manusia modern kadang cuma hanya gaya yang diburu, padahal substansinya nihil. Dengan kata lain, gaya closed duduk itu gaya hidup yang goblok. Sebenarnya bukan goblok, tetapi cara kita memahami saja yang berbeda tentang gaya hidup dengan memakai closedduduk itu. Begitu saja. Mohon maaf sebelumnya.

Oleh: Junaidi Khab

Yogyakarta, 12 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun