Sebagaian orang ada yang dikatakan hebat dan ada pula dari mereka yang mengatakan hebat terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Sejatinya, orang hebat tidaklah perlu mengakui kehebatannya dan dijadikan bahan omongan di khalayak ramai. Akan tetapi, orang hebat adalah mereka mampu menanamkan kepercayaan kepada orang lain dengan kehebatan yang dimilikinya kemudian orang lain secara tidak langsung mengakui kehebatannya tanpa harus dipaksa dan dipengaruhi dengan berbagai tingkah yang congkak dan pamer.
Di dunia ini tidak ada orang yang hebat. Hanya tuhanlah yang maha mulia yang memiliki kehebatan yang hakiki. Jika ada orang yang mengaku dirinya termasuk orang yang hebat dia itu sombong dan congkak, dan mesti sifat yang demikian perlu dihindari. Karena apabila tidak, maka kerusakan akan segera dating di dunia ini.
Ingatlah pada sejarah pra-penciptaan bapak manusia yaitu nabi Adam as. Perdebatan antara Malaikat dan Tuhan Yang Maha Pencipta terjadi. Malaikat menuntut karena tuhan akan menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi. Pada saat itu pula Malaikat meresa dirinya paling hebat. Dia mengaku telah beribadah kepada Tuhan bertahun-tahun. Dia pula mengaku bahwa dirinya lebih mulia dari Adam yang hanya diciptakan dari tanah sedangkan Malaikat sendiri diciptakan dari api.
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'. Mereka berkata, 'Mengapa engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?'. Tuhan berfirman, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Albaqarah: 30).
Analoginya dari ayat tersebut bahwa Malaikat yang tergolong Iblis mengaku dirinya hebat dibandingkan dengan manusia yang bahan penciptaannya hanya dari api. Dengan sedikit rasa sombong dirinya yang lebih baik mereka menghina dasar penciptaan manusia yaitu tanah, padahal sesama mahluk tuhan tidak boleh menghina. Sehingga dengan kecongkakan Iblis itu, mereka dikeluarkan dari surga dan kelak akan menghuni neraka selama-lamanya. Maka, sekecil apapun rasa sombong jangan sampai keluar dari diri kita, agar kita selalu berada dalam kebaikan.
Kuat vs Lemah
Mengapa ada istilah kuat dan lemah? Memang tuhan menciptakan segala sesuatunya selalu berpasang-pasangan. Hal tersebut sudah menjadi hukum alam yang tidak bisa kita mungkiri. Yang kuat bisanya selalu memeras yang lemah. Tidak ada istilah yang lemah memeras yang kuat karena itu mustahil terjadi. Namun perlu kita tahu pula bahwa orang kuat itu dikatakan kuat apabila berlawanan dengan yang lemah.
Dalam suatu hal yang baru disebutkan bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarah atau nafsunya. Memang sulit jika kita ingin menjadi orang kuat yang versi ini. Namun memang sejatinya kuat yang benar-benar kuat adalah mereka yang mampu manahan amarah dan nafsunya. Karena musuh utama manusia di dunia ini adalah nafsu dan amarahnya sendiri. Terkadang manusia kalah ketika menghadapi kehidupan ini ketika tidak mampu mengendalikan amarah dan nafsunya. Sehingga hidupnya tidak karuan dan selalu berada dalam hal yang tidak berguna dan merugikan orang lain.
Dalam suatu teori disebutkan bahwa orang hebat di kalangan manusia jika mereka mampu menahan amarah dan nafsunya serta mampu berhadapan dengan orang yang keilmuannya melebihi dari dirinya. Dengan demikian, orang yang hebat bisa dilihat dengan siapa mereka bergaul, dengan siapa mereka beradu pendapat, dan dengan siapa mereka selalu menyelesaikan berbagai persoalan.
Jika mereka selalu bergaul, beradu pendapat, dan menyelasaikan berbagai persoalan dengan yang lemah, maka secara mendasar mereka bukanlah orang yang hebat. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang membodohi orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang hebat bisa pula dilihat dari lawannya. Jika lawan kita lemah, maka kita bukanlah orang yang hebat. Maka dari itulah jadilah orang yang benar-benar hebat dalam segala hal. Jangan hanya beradu pendapat dengan orang yang kamu anggap lemah dan pengetahuan serta analisisnya lebih rendah dari dirimu.
Seorang guru tidak bisa dikatakan hebat jika hanya memiliki kuasa dalam kelas terhadap anak didiknya. Dan jangan sampai mengaku hebat jika hanya bisa mengajar dan memberikan pemahaman di dalam kelas. Menganggap dirinya lebih dari segalanya. Melihatlah ke alam sana, ada siapa dan siapa yang akan dihadapi? Di sanalah sejatinya orang hebat. Orang hebat jangan sampai seperti katak yang berada dalam tempurung kelapa yang hanya merasa dirinya yang paling besar di ruangan sempit itu.
 Seorang beriman kuat jangan besar hati jika tidak pernah keliling dunia. Jangan pernah menganggap dirinya orang yang benar-benar beriman dan imannya paling kuat jika hidupnya hanya keluar dan ke dalam rumahnya saja. Orang yang kuat imannya adalah mereka yang mampu menahan nafsunya di dunia yang luas ini. Mereka mampu mengendalikan nafsunya di dunia yang penuh dengan maksiat. Mereka merasa kuat imannya karena di daerahnya sendiri tidak ada banyak cobaan dan pernak-pernik kehidupan yang begitu menggiurkan. Maka dari itu, lihatlah segala isi alam dan sadari serta berfikir tentang diri kita mengenai kelemahan yang kita miliki dengan menganalogikan tempat, pendapat, dan karakteristik lainnya yang tidak pernah kita sentuh.
Oleh: Junaidi Khab*
* Penulis asal Sumenep, lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Tulisan ini pernah dimuat oleh KORAN MADURA: RABU 10 APRIL 2013 NO. 0093 | TAHUN II dan tayang di: JUNAIDI KHAB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H