Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kreativitas Kerja bagi Kaum Difabel

9 November 2017   19:11 Diperbarui: 9 November 2017   19:19 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hal asing lagi persepsi kita mengatakan bahwa kaum difabel tidak memiliki kemampuan dalam menghasilkan karya untuk kepentingan hidup, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Presepsi yang demikian untuk mengahadapi para kaum penyandang cacat harus diubah dengan pemikiran yang bernilai positif. Mereka masih memiliki kemampuan yang tertanam di balik kekurangannya. Maka dari itulah, harus kita gali dan memberikan wadah untuk menampungnya.

Tidak ada perbedaan antara mereka yang cacat dengan yang sempurna anggota tubuhnya. Karena naluri manusiawi yang selalu mendominasi, maka menganggap yang beda dengan kita tidak ada manfaatnya dan tidak bisa memberikan manfaat. Itu merupakan salah besar dalam mengajak manusia pada jalan kemajuan.

Difabel dapat dibedakan menjadi dua; pertama, yang bersifat bawaan. Kedua, bukan bawaan (karena suatu penykait). Yang bersifat bawaan ini biasanya susah untuk disembuhkan karena sudah menyatu dalam diriseseorang. Sementara difabel yang bukan bawaan masih ada kemungkinan disembuhkan.

Sangat berbeda antara orang buta karena bawaan sejak lahir dengan orang yang buta karena sebuah penyakit. Akan tetapi pada hakikatnya, kedua jenis difabel ini bisa saja disembuhkan sepanjang Allah berkehendak. Sebab perlu diinsafi bahwa difabel merupakan ujian dari Allah. Siapa yang sabar maka dia lulus, sedang yang tidak sabar, bersiap-siaplah mendapat sanksi dari Allah.

Sebagai sosok difabel harus memiliki semangat hidup lebih tinggi untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya meski dalam keadaan serba kekurangan. Keadaan yang seperti itulah yang semestinya dipenuhi dengan semangat yang membara untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat melalui berbagai kreatifitas yang dimilki oleh masing-masing kaum difabel. Karena sudah banyak paradigma difabel yang mendapat prestasi dari skill dan kreatifitas yang dimilikinya.

Selain ada usaha dan semangat dari para kaum difabel, kita sebagai manusia yang diberi kesempurnaan harus memberikan ruang lingkup untuk berkarya bagi kaum difabel. Semangat yang mereka kobarkan untuk menopang hidup yang serba tidak sempurna akan sia-sia tanpa mendapta dukungan dan apresiasi dari kita semua. Maka dari itulah peran kita dalam memfasilitasi dan memberikan motivasi yang maksimal untuk menggali bakat kreatifitas para kaum difabel harus maksimal, agar ketergantungan mereka sedikit berkurang bagi masyarakat dan negara.

Oleh: JUNAIDI KHAB*

* Penulis asal Sumenep, lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tulisan ini pernah dimuat oleh RADAR SURABAYARabu, 20 Pebruari 2013 dan tayang di: JUNAIDI KHAB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun