Sudah menjadi garisnya, Madrid menang sebagai juara pada Champions League melawan Juventus. Juventus secara taktik memang teledor dengan  menanggapi pertahanan Madrid di depan gawangnya sendiri dan membiarkan  lawan menguras tenaganya terlebih dahulu. Strategi yang dilakukan oleh  Madrid dalam melumpuhkan lawan cukup menunggu momen yang tepat untuk  menghajar lawan dengan serangan balik. Hal tersebut terlihat setelah  babak kedua Madrid mampu mencetak tiga gol sementara Juventus seperti  berada di bawah terik matahari yang sangat melelahkan.
Kemenangan Madrid pada Champions League 2017 ini bukan kekalahan bagi Juventus, tetapi sebuah keteledoran dalam  membangun strategi permainan sepak bola yang dilakukan oleh Juventus.  Begitulah strategi berperang yang dilakukan oleh Madrid: struggle in position,  kemudian melakukan penyerangan setelah lawan mulai lemah. Perlu  disadari bahwa untuk bertahan, Madrid membutuhkan tenaga ekstra agar  tidak melakukan keteledoran dengan memberikan peluang bagi lawan untuk  menjebol gawangnya saat diserang.
Oleh: Junaidi Khab*
* Penulis adalah Akademisi asal Sumenep. Sekarang Tinggal dan Bergiat di Komunitas Rudal  Yogyakarta.
Tulisan ini pernah tayang di Harian Analisa Medan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H