Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Real Madrid, Strategi, dan Misteri Kemenangan

5 November 2017   21:57 Diperbarui: 5 November 2017   21:59 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertandingan Champions League  sudah berakhir dengan kemenangan berada di pihak Madrid pada dini hari 4  Juni 2017: Madrid vs Juventus. Kemenangan Madrid atas Juventus bukan  hanya sekadar persoalan mistis, strategi yang dibangun oleh Madrid  memang cukup ampuh untuk melumpuhkan Juventus dengan empat gol di pihak  Madrid dan satu gol di pihak Juventus. Mari kita lihat strategi Madrid  dalam menaklukkan Juventus dalam Champions League. Mungkin, strategi yang digunakan Madrid merupakan cara lawas yang -- bisa saja -- disadari atau tidak disadari oleh Juventus.

Pada awal permainan sepak bola dimulai, kesebelasan Madrid seperti melakukan pemanasan pertandingan. Mereka berusaha melakukan struggle in position atas serangan yang diberikan oleh Juventus. Secara terus-menerus, Juventus  diberi kesempatan untuk terus menyerang dan Madrid memilih bertahan agar  gol tidak berhasil dicetak oleh lawan. Hal itu berjalan mulus, strategi  bertahan yang dilakukan oleh Madrid menghasilkan sesuatu yang positif  bagi peluang kemenangannya.

Sejak menit pertama hingga menit keenam  belas, Juventus melakukan serangan bertubi-tubi dan berusaha menggolkan  bola meski gagal. Sementara Madrid tetap bertahan dalam posisinya agar  lawan tak menyerang secara membabibuta. Beberapa serangan ke sarang  Juventus mungkin tak begitu dijadikan prioritas untuk menggolkan bola.  Gertak sambal untuk melakukan serangan yang dikomando oleh Ronaldo yang  mirip macan gladiator bola membuat kondisi psikologis kesebelasan  Juventus pucat.

Pertahanan Madrid cukup bagus setelah Juventus beberapa kali melakukan tendangan bola ke gawang, tapi berhasil dihadang oleh keeper.  Dalam hal ini, Madrid tak begitu banyak memberikan serangan. Sepertinya  Madrid menunggu momen tepat, dan akhirnya Ronaldo menggolkan satu bola  pada menit ke-20. Peristiwa ini sekan menyadarkan kesebelasan Juventus  bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar: menyerang habis-habisan  dan melupakan rumah sendiri.

Tetapi, setelah Ronaldo berhasil menerima  giringan bola dan gol, kesebelasan Juventus bukan semakin pucat. Mereka  melakukan serangan balik yang lebih ganas dari serangan-serangan  sebelumnya yang dicecarkan ke gelanggang Madrid. Pada saat itu,  pertahanan Madrid tetap berada pada posisi pertama: bertahan dari  serangan. Ternyata pertahanan Madrid tak bisa membendung serangan  Juventus pada menit keduapuluh tujuh. Mandzukic berhasil menjebol gawang  Madrid.

Secara superioritas kekuatan penyerangan,  Juventus telah melakukan sesuatu yang baik dan dianggap akan menjadi  keberuntungannya pada Champions League. Tetapi, strategi attack yang dilakukannya membuat mereka seperti kebakaran jenggot sendiri,  meskipun pada menit ke-27 Mandzukic berhasil menjebol gawang Madrid  dengan gaya yang sangat indah dan memukau. Mulai saat itu, Madrid baru  melakukan serangan cukup keras setelah Mandzukic berhasil menggolkan  bola pada menit ke-27.

Keteledoran Bukan Kekalahan

Pada putaran babak kedua, Madrid sudah  mulai dihadang ketakutan dengan serangan yang diberikan oleh Juventus.  Beberapa tendangan bola tak berhasil digolkan oleh Madrid: gagal fokus.  Kesebelasan Madrid seperti meracau dilanda phobia gol Mandzukic.  Meskipun ada umpanan bola, Ronaldo tak mendapat kesempatan emas  menggolkannya pada menit ke-57. Nahas, ambisi besar tak mampu meraih  bola yang tidak memiliki ujung atau sisi untuk dipeluk menuju gawang.

Tetapi, meski tak seindah tendangan salto  belakang Mandzukic, Casemiro membuat Juventus semakin berada pada  tekanan mental, karena pada menit ke-60 memberikan satu gol. Madrid  kembali mendapat gol meskipun tak manis. Namun, itu cukup untuk membuat  Juventus semakin tertekan. Usaha keras yang diberikan Juventus dalam  mengahajar Madrid seperti sudah mulai mendapat perhatian serius dari  Madrid: mereka saling serang meski Juventus harus merelakan gawangnya  terus dijebol.

Bukan keselahan Juventus gawangnya  dijebol kembali oleh Ronaldo pada menit ke-64 dari jarak dekat. Gairah  serangan Juventuz benar-benar berhasil ditaklukkan oleh Ronaldo setelah  diberi kesempatan awal untuk menyerang. Pada babak kedua setelah Ronaldo  gol pada menit ke-64, Juventus hampir patah arang. Lalu, pada menit  ke-76 tendangan bebas Madrid gagal menjebol gawang.

Pada menit ke-79 Ronaldo mengumpan bola,  tak ada hasil: bukan bakatnya mengumpan bola. Mungkin hal itu harus  menjadi bahan pelajaran bagi Madrid agar Ronaldo tidak mengumpan boleh  dan sebaiknya dia menerima umpan untuk menjebol gawang lawan. Satu hal  yang membuat Juventus harus telanjang di tengah lapangan, yaitu kartu  merah yang harus diterima oleh Juan Cuardado pada menit ke-83. Pada  menit-menit berikutnya, Madrid mulai mempermainkan Juventus meski  Ronaldo gagal saat tendangan bebas. Baru pada menit ke-90, Asensio yang  baru menginjakkan kaki langsung menjebol gawang Juventus. Waktu tiga  menit tambahan permainan membuat semakin lemah Juventus setelah  gawangnya dijebol empat kali oleh Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun