Mohon tunggu...
Junaidi Husin
Junaidi Husin Mohon Tunggu... Guru - Aku menulis karena aku tidak pandai dalam menulis. Juned

Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya. John Garder

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Anak Tidak Buta Huruf Hijaiyah

27 Januari 2024   07:21 Diperbarui: 27 Januari 2024   10:44 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah adalah wadah atau tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan. Peserta Didik memiliki hak untuk belajar dan menikmati semua fasilitas yang ada dilingkungan sekolahnya. Begitupun guru mempunyai kewajiban mentransfer serta mentransformasi ilmu pengetahuan kepada mereka, agar mereka kelak dapat menjadi anak yang tidak buta huruf dan luas akan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan visi dan misi sekolah pada umunya "agar terwujudnya siswa yang berakhlak, inovatif, berprestasi dan peduli sosial."

 Tempat ataupun lingkungan sekolah haruslah menjadi tempat mereka untuk belajar. Belajar berkreasi, belajar memecahkan masalah, belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama. Itu artinya sekolah haruslah menjadi tempat yang penuh menyenangkan yang dapat membuat diri mereka merasa aman. Nyaman tidak mesti memiliki fasilitas yang mewah juga memadai. Hal itu tergantung bagaimana sikap para guru terhadap anak didik mereka dalam proses belajar terhadap modifikasi penggunaan fasilitas yang ada.

Namun setiap sekolah memiliki persoalannya masing-masing. Setiap guru juga menemukan masalah pada proses kegiatan belajar mengajarnya, seperti yang sering terjadi pada mapel al-Qur'an Hadits yakni banyak peserta didik tidak dapat mengenali huruf hijaiyah, mengenalinya saja tidak apalagi membacanya. Permasalahan ini akan menjadi penghambat bagi mereka kelak naik ke kelas selanjutnya, mengingat mata pelajaran al-Qur'an hadits banyak terdapat ayat-ayat al-qur'an dan hadits-hadits Nabi serta kata-kata hikmah, belum lagi untuk mengenali hukum-hukum tajwid.

Faktor Penyebab Anak Buta Huruf

Sebagai muslim selayaknya tidak anti pati terhadap kitab sucinya yakni al-Qur'an dan Sunnah berupa Hadis Nabi, bahkan setiap hari haruslah didawamkan. Sejatinya sejak dini hal ini harus menjadi hal utama yang harus dikenali oleh kanak-kanak. Mengingat mereka selain sebagai muslim juga sebagai manusia yang akan menjadi pemimpin di hari yang akan datang, maka dianggap perlu cakap dalam membaca al-Qur'an. Sebab al-Qur'an merupakan pedoman dan penuntun mereka agar dapat membekali diri dalam menatap dan menata kehidupan mereka kelak.

Namun permasalahan yang tengah dihadapi sebagai seorang muslim yang seharusnya dekat dengan al-Qur'an tetapi ia tidak mampu membacanya. Adapun hal itu terjadi disebabkan, pertama, orangtua yang tidak membiasakan membaca al-Qur'an (mengaji) di rumah. Dua, anak malas membaca/mengaji karena lebih memilih bermain smartphone. 

 Dari semua permasalahan itu, faktor utama penentu tidak mampu membaca al-qur'an dengan baik ini adalah pola asuh dan didikan dari lingkungan terdekat mereka yakni keluarga mereka sendiri. Bahkan menurut para ahli hal ini disebabkan oleh orang tua yang tidak membatasi anak dalam penggunaan smartphone. Terlu sering menonton TV dan Youtube. Padahal madrasah atau sekolah pertama bagi anak adalah keluarganya sendiri. Bukan TPA (Taman Pendidkan Al-Qur'an) dan Sekolah Formal saja. 

Ditambah lagi pemahaman yang keliru pada orang tua dewasa ini yakni memahami pendidikan itu hanya didapat dari sekolah. Imbuhnya, itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, mereka berkata seperti itu seolah-olah sebagai orang tua hanya cukup mengantar anaknya sampai pintu gerbang sekolah, selanjutnya para guru yang mengajari anaknya.

Orang tua harus segera bangun dari ketidaksadarannya, bahwa sekolah memang tempat mengenyam pendidikan, memang merupakan Fasilitas Negara guna mencerdaskan anak bangsanya, namun bukan berarti orang tua lepas tanggung jawab begitu saja atas hak anak yang merupakan kewajiban orang tuanya yakni mengajarinya.

Kewajiban Orang Tua

Menjadi orangtua mimpi banyak orang, bekeluarga memiliki anak-anak yang baik, cerdas, berakhlak mulia adalah harapan semua orang. Anak adalah aset orangtua yang sangat berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Betul jika orangtua sangat menaruh harapan besar kepada anak-anaknya agar menjadi orang yang dapat mengharumkan nama ibu bapaknya. Orangtua sangat berkeinginan jika anaknya dapat jauh lebih baik dari mereka, baik itu dari segi ilmu pengetahuan (pendidikan), ekonomi dan cita-cita (profesi).

Namun sebagai orangtua, sering kali lalai bahkan acuh kepada mereka hal itu disebabkan oleh pekerjaan yang menumpuk sehingga tidak ada waktu bagi mereka. Pada akhirnya mereka hanya mendapat pengetahuan dari bangku sekolah saja.

Terkait buta huruf akan huruf hijaiyah ini, jangan dianggap remeh oleh orangtua karena hal itu sangat begitu penting bagi mereka sendiri juga bagi kedua orangtuanya. Nah agar anak-anak kita dapat mengenali huruf-huruf hijaiyah kemudian lancar dan fasih membaca al-Qur'an, simak tips berikut ini.

Pertama, berikan pemahaman kepada Anak. Sebetulnya anak itu pada dasarnya muda diberi pemahaman, seperti "orang yang fasih dalam membaca al-Qur'an kuburannya kelak akan bersinar, orang yang hafal al-Qur'an akan masuk surga firdaus dan bertemu dengan Nabi Muhammad SAW". Apalagi hal yang bersifat abtrak diluar nalar anak sangat peka, seperti bercerita bagaimana bentuk surga itu dan orang yang dapat memasukinya seperti apa?, sekalipun penyampaian hanya bentuk dongengan saja mereka akan terimajinasi dari hal kecil seperti itu. Surga hanya dimasuki oleh orang-orang yang bisa membaca al-Qur'an, ini betul sebab didalam surga penduduknya hanya berkomunikasi dengan berbahasa arab saja. Secara tidak langsung ini akan merangsang mereka berpikir, bagaimana caranya agar diri mereka dapat masuk surga, dan dapat menikmati berbagai kenikmatan yang ada didalamnya.

Kedua, orangtua Mentradisikan Membaca Al-Qur'an. Anak memiliki kebiasaanya sangat sulit untuk dihindari yakni meniru kebiasaan orangtuanya. Maka tak jarang orangtua dapat dikenali dengan melihat anaknya, seperti pepata lama "anak cerminan orangtua". Sebetulnya ini solusi sekaligus berupa strategi yang cukup efektif bagi orangtua untuk anaknya yang belum bisa membaca al-Qur'an. Mulailah dari saat ini  atau membaca al-Qur'an, misalnya setiap ba'da magrib atau subuh, ajaklah mereka secara bertahap dengan lembut, tegas boleh namun jangan dipaksa. Dari sini akan tumbuh rasa tanggungjawabnya sebagai anak juga rasa simpatinya kepada orangtua, insyaallah secara tidak langsung akan menjadi terbiasa dan tidak lagi menjadi beban. Selanjutnya ajarilah buah permata orangtua itu dengan cara yang menurut orangtua baik dan muda dimengerti oleh anak. Seperti melibatkan smartphone bermain sambil belajar dan itu sangat banyak dan muda didapatkan.

Bentuk syukur memiliki anak adalah dengan cara menunaikan hak-haknya antara lain memperhatikan pendidikannya dan itu merupakan kewajiban bagi kita sebagai orangtua. Namun perlu diingat selain bangku sekolah tempat mereka mendapatkan ilmu pengetahuan, dilingkungan keluarga pendidikan bagi anak sangat jauh lebih penting. Seringnya anak beriteraksi dalam proses belajar mengajar akan menumbuhkan hubungan erat antara anak terhadap orangtuanya. Ikatan kasih dan sayangnya akan mudah terjalin dan menumbuhkan rasa tangung jawab antara keduanya. Tentunya akan memberikan nilai-nilai religius (spiritual) bagi anak tersebut. Wa Allau A'lam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun