Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa yang Dikendalikan Berada di Luar Kendali

23 Maret 2024   11:26 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:28 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi ada banyak hal dalam dunia ini yang mungkin kita sendiri melewatinya. Mungkin ada banyak hal yang secara tidak sadar kita juga belum memahaminya. Sebentar-sebentar, rasanya seperti kurang jelas kalau belum diceritakan dari awal.

Pernahkah kita menyadari bahwa ada hal yang berada dalam kendali kita dan berada tidak dalam kendali kita?

Epictetus mengatakan "some things are up to us, some things are not up to us".

Marah yang Tak Terkendali

Saya pun bingung, kadang belum dapat membedakan hal-hal yang bisa kita kontrol dan yang tidak bisa dikontrol. Kadang saya terjebak dalam hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan, tapi malah jadi masalah besar. Misalnya piring kotor yang tidak segera dicuci. Sebuah piring kotor yang tidak segera dibersihkan untuk beberapa orang akan sangat mengganggu.

Begitupun saya, rasanya orang lain itu malas kalau tidak segera mencuci piring. Saya pun akan misuh atau marah-marah. Tapi saya jadi berpikir, apa perlu saya marah hanya karena sebuah piring yang kotor? Beda halnya ketika ada orang yang menipu saya, tapi respon saya justru biasa saja. Ketika ditipu saya sadar adanya konsep karma dalam agama Buddha. Bisa jadi ketika saya ditipu itu adalah karma buruk yang berbuah, jadi ya biasa saja.

Namun, ketika ada piring kotor yang tidak langsung dicuci kenapa saya langsung marah?

Bukankah saya tidak harus selalu mengontrol orang-orang untuk selalu menjaga kebersihan seperti saya?

Bukankah saya harusnya berpikir bahwa orang lain sedang sibuk dan akan mencuci piringnya nanti?

Bukankah lebih baik saya mencuci piring itu daripada marah-marah?

Baca juga: Kembali Lagi

Itulah, kebingungan yang saya alami ketika ada hal-hal yang bisa dikendalikan dan tidak dikendalikan.

Empat Hal yang Dikendalikan tapi...

Kebingungan saya ini sedikit terjawab karena buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring. Henry membahas tentang "kendali" yang bukan hanya tentang kemampuan tentang "memperoleh" tapi juga "mempertahankan". Dalam buku itu Hendry menuliskan empat hal yang dapat dikendalikan tapi sebenarnya juga berada di luar kendali kita.

1. Kekayaan

Kekayaan merupakan suatu hal yang berada di dalam kendali kita. Bekerja keras setiap hari untuk memperoleh banyak uang sehingga bisa untuk membayar sekolah, beli rumah, bersedekah, dan lainnya. Tapi ada hal di luar kendali kita yang tidak dapat dikendalikan, yaitu kekayaan yang tiba-tiba hilang karena dicuri dan rumah kebanjiran sehingga uang cash hancur lebur tak tersisa. Kita bisa saja memperoleh kekayaan, tapi mempertahankannya juga tidak mudah. Lagi-lagi anicca, tidak ada yang kekal.

2. Ketenaran

Kita adalah artis instagram terkenal ataupun aktor papan atas. Kita sudah melakukan banyak hal sehingga keteran dapat diraih. Namun, ketika tiba-tiba kita berpulang, ketenaran itu hanya menjadi kenangan saja. Tiba-tiba kita sudah tidak dibutuhkan, ya ketenaran itu lenyap. Menurut Henry, ketenaran itu sangat rapuh dan di luar kendali kita. Lahi-lagi anicca.

3. Persahabatan

Di usia seperempat abad bisa jadi beberapa di antara kita sudah sibuk berkeluarga, sibuk membangun bisnis, sibuk mencari kerja, sibuk mencari pekerjaan, sibuk kuliah, ataupun masih sibuk rebahan di rumah saja. DI tengah berbagai kesibukan itu kita mulai berpisah dengan para sahabat. Bisa jadi masih ada beberapa sahabat yang menemani kita, tetapi karena ada berbagai faktor tiba-tiba persahabatan itu putus. Misal karena membangun bisnis bersama tapi teman kita malah kabur membawa modal. Ya, lagi-lagi itu semua di luar kendali kita. Henry berpendapat meski kita bersikap jujur, menghormati, menghargai, dan berusaha menyenangkan orang lain, lagi-lagi semuanya bisa lenyap karena itu di luar kendali kita

4. Kesehatan

Di dalam buku Filosofi Teras Henry menuliskan bahwa meski kita telah menjaga kesehatan dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat, tetapi suatu hari didiagnosa terkena kanker karena keturunan. Jadi, lagi-lagi, kesehatan dapat dikendalikan tapi ada hal-hal di luar kendali yang menyebabkan kesehatan menurun. Anicca.

Jadi bagaimana para pembaca?

Apa yang kita kendalikan sebenarnya di luar kendali kita juga. Saya jadi merenung, untuk apa marah-marah untuk hal sepele? Untuk apa marah-marah untuk hal-hal yang sederhana? Yang paling penting adalah, tetap menerima dan tetap bersikap tenang dalam segala kondisi. Karena semuanya itu anicca, tidak ada yang kekal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun