Perbuatan Benar (Samma Kammanta)
Di dalam Brahmajala Sutta (Digha Nikaya), Buddha menjelaskan tentang 62 pandangan salah yang dianut oleh Uchevada--kaum Brahmana yang menganggap bahwa hidup hanya satu kali sehingga hidup hanya perlu bersenang-senang saja dan Attavada--kaum Brahmana yang beranggapan bahwa adanya kekekalan di luar jasmani yang terkurung penderitaan, sehingga mereka menyiksa diri untuk memperoleh kekekalan kebahagiaan. Terhadap kaum tersebut Buddha menyarankan supaya hidup tidak bersenang-senang saja dan juga tidak menyiksa diri. Lebih baik hidup berdasarkan Pancasila Buddhis--tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukkan.
Penghidupan Benar (Samma Ajiva)
Dalam Vibhanga Sutta (Anguttara Nikaya), Buddha menyebutkan tentang lima jenis penghidupan tidak benar, yaitu penjualan senjata, perdangan makhluk hidup, menjual daging, menjual racun, dan menjual barang-barang yang dapat menyebabkan ketagihan. Kelima jenis perhidupan tidak benar tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pastinya, empat dari lima jenis penghidupan tersebut melanggar sila pertama yaitu tentang pembunuhan. Umat Buddha dianjurkan untuk tidak melakukan maupun menjadi penyebab terjadinya pembunuhan makhluk hidup. Apabila menjual barang-barang yang dapat menyebabkan ketagihan seperti obat-obatan terlarang, konon uangnya banyak. Uang banyak tapi merugikan banyak makhluk, yang kecanduan bisa melakukan pencurian hingga pembunuhan demi membeli obat-obatan terlarang. Gimana tuh?
Usaha Benar (Samma Vayama)
Berkaitan dengan usaha benar, di dalam Vitakkasanthana Sutta (Majjhima Nikaya I), saat itu Buddha sedang menetap di Jetavana taman milik Anathapindika, Savatthi. Kemudian Buddha menjelaskan tentang lima tanda untuk mengembangkan batin yang lebih tinggi kepada para bhikkhu.
Pertama, mencegah munculnya pikiran buruk dan jahat yang berkaitan dengan keinginan indera, kebencian, dan kebodohan. Kedua, memeriksa bahaya apabila pikiran buruk dan jahat muncul. Ketiga, melupakan dan tidak memperhatikan pikiran buruk dan jahat yang muncul. Keempat, menenangkan bentuk-bentuk pikiran buruk dan jahat yang muncul. Kelima, menghancurkan pikiran dengan pikiran. Ketika kita dapat mencegah munculnya pikiran-pikiran yang buruk dan jahat, maka usaha benar akan diperoleh.
Misalnya hari ini aku mau berbagi sembako di kampung sebelah. Tapi, sebelum pembagian sembako dimulai ada pikiran buruk dan jahat yang muncul--takut sembakonya gak diterima! bisa jadi sembakonya dijual lagi! jangan-jangan mereka sebenarnya kaya raya! kalau yang dapat sembako pagai cincin emas berlian gimana? kalau yang menerima sembako ternyata punya toko sembako gimana? ah, mending sembakonya buat aku saja! Kalau sudah muncul pikiran buruk dan jahat seperti ini mau diapakan? Mudah, amati dengan baik pikiran buruk dan jahat yang muncul, pikirkanlah hal-hal yang baik, dan perlahan lenyapkan pikiran itu. Kita bisa mulai dengan berpikir positif, misalnya "semoga sembako ini bermanfaat untuk mereka", "lain kali aku akan survei langsung tentang kondisi mereka supaya sembakonya tepat sasaran". Sebenarnya pikiran buruk tetap akan datang kapan saja, hanya dari kita saja yang mau memotong atau tidak, kalau tidak dipotong rugi sendiri juga bukan?
Perhatian Benar (Samma Sati)
Perhatian benar dapat diperoleh melalui latihan Vipassana Bhavana atau meditasi Vipassana, yang mana meditasi ini bertujuan untuk memperoleh padangan terang. Di salam Kayagatasai Sutta (Majjhima Nikaya I), saat itu Buddha sedang berdiam di Jetavana, Anathapindikarama, kota Savatthi. Ketika Buddha selesai bermeditasi, Beliau menjelaskan tentang manfaat dari mengembangkan perhatian terhadap jasmani.
Pengembangan perhatian terhadap hasmani dimulai dengan bertindak penuh kesadaran ketika mengenangkan jubah, membawa patta, ketika makan, minum, saat menghirup udara, berjalan, berdiri, duduk, berbaring, bangun, berbicara, dan berdiam diri. Perhatian seksama terhadap jasmani juga meliputi perhatian dari telapak kaki ke atas dan dari ujung rambut ke bawah. Yang mana tubuh itu dipenuhi oleh berbagai macam kotoran, yaitu rambut kepala, bulu roma, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum tulang, ginjal, jantung, hati, sekat rongga badan, limpa, paru-paru, usus, isi perut, kotoran, empedu, dahak, nanah, darah, keringat, lemak, air mata, minyak (gemuk), ludah, upil, cairan persendian, dan air kencing.
Adapun 10 manfaat yang akan diperoleh apabila seseorang mengembangan perhatian terhadap jasmani, yaitu: (a) menjadi penakluk kebencian; (b) penakluk rasa takut, tahan terhadap dingin; panas; lapar; haus; gigitan nyamuk; lalat; angin; matahari; dan segala binatang merayap; (c) menjadi orang yang tanpa kesulitan mencapi empat tingkat Jhana; (d) memiliki bermacam-macam iddhividha atau "kemampuan batin fisik" seperti menembus benteng atau dinding, menyelam dalam tanah bagaikan menyelam dalam air, berjalan di atas air bagaikan berjalan di tanah, terbang di angkasa bagaikan burung, menyentuh matahari dan bulan, dan dengan tubuhnya ia dapat pergi ke alam brahma; (e) memiliki telinga dewa sehingga dapat mendengar suara yang jauh, terhalang, suara dewa, dan makhluk tak tampak lainnya; (f) dapat mengetahui pikiran orang lain; (g) mampu mengingat kehidupannya di masa lampau; (h) dengan mata kedewaannya mampu melihat berbagai kehidupan berdasar karma-karma yang dilakukan; dan (i) dengan abhinna ia merealisasikan dirinya sendiri, ia mencapai cetovimutti (kesucian melalui samadhi) dan pannavimutti (kesucian melalui kebijaksanaan) dengan melenyapkan semua asava (kotoran batin).
Konsentrasi Benar (Samma Samadhi)
Pengertian konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Menurut Kaharuddin dalam buku Kamus Umum Buddha Dhamma, konsentrasi benar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu objek demi membersihkan batin yang bertujuan untuk kesejahteraan hidup, kesucian, dan pembebasan penderitaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI