Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pancapuja di Altar Buddha

9 Juli 2023   13:10 Diperbarui: 9 Juli 2023   13:10 2879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kenapa di altar Buddha ada dupa, lilin, air, buah, dan bunga?
Kenapa tidak hanya rupang Buddha saja?

Sebagai seorang Buddhis yang masih terus belajar, dua pertanyaan ini sering kali muncul dalam pikiran saat melihat altar Buddha. 

Seringkali saya bertanya-tanya "mengapa harus mempersembahkan bunga di altar?".

Daripada bertanya-tanya, mari kita bahas bersama makna lima macam persembahan atau pancapuja di altar Buddha yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

1. Dupa
Dupa merupakan lambang keharuman yang menyerbak ke segala penjuru. Layaknya kebaikan seseorang yang harum dan dikenal di segala penjuru. Menghaturkan dupa di altar Buddha sama halnya menyebarkan kebaikan ke semua makhluk.

2. Lilin
Lilin adalah simbol penerangan yang dipersembahkan kepada Tri Ratna (Buddha, Dhamma, Sangha) demi menerangi kehidupan semua makhluk. Cahaya dari Tri Ratna dapat menerangi batin dan hati kita dari kekotoran batin seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Berkah cahaya dari Tri Ratna membawa kita pada pencerahan Agung.

3. Air
Air merupakan simbol kebersihan ucapan, perkataan, dan perbuatan. Air dapat membersihkan kekotoran batin sehingga kita dapat belajar dan praktik Dhamma dengan baik demi memancarkan welas asih terhadap semua makhluk. 

4. Buah
Buah adalah simbol proses kehidupan, apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Sama halnya saat kita melakukan banyak perbuatan baik, maka kita akan memperoleh kebaikan pula. Begitu pula saat kita menanam kebajahatan, maka kejahatan pula yang akan kita tuai. 

5. Bunga
Bunga merupakan simbol ketidakkekalan, sama seperti kehidupan yang tidak kekal. Bunga bisa layu dan mati. Begitu pula kehidupan manusia dari lahir, tua, hingga meninggal. Tubuh ini akan lapuk seiring berjalannya waktu,meski sebaik apapun kita merawatnya. Namun kebaikan akan terus subur seiring kita merawatnya.

Itulah rangkuman makna lima macam persembahan atau pancapuja yang kita temui di altar Buddha. Lima persembahan ini bukan semata-mata diberikan kepada Tri Ratna, melainkan sebagai pesan bahwa kita sebagai manusia harus terus berbuat baik dan tidak melekat dengan kehidupan.
 

Referensi:
Arti persembahan
Benda-benda Persembahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun