Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna Petuah "Sedia Ember untuk Tadah Hujan"

15 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 15 Januari 2023   12:16 7620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlahir sebagai seorang anak yang pendiam tidak membuat saya lantas mendiamkan diri ketika hujan datang. Bersama saudara sepupu kami selalu mandi di bawah air hujan. Apalagi zaman dulu rumah di kampung memiliki talang yang tidak ada paralonnya, sehingga air mengucur dari atap menuju tanah seperti air terjun. Air yang terjun dari talang ini tidak hanya digunakan untuk kami mandi dan bermain, tetapi ada banyak manfaat lainnya.


Manfaat air hujan

Air yang ditampung saat hujan banyak sekali manfaatnya. Apalagi dulu di kampung sering sekali sumur kering saat musim kemarau, sehingga dengan adanya air hujan cukup membantu menyelesaikan aktivitas di rumah seperti mencuci piring, baju, dan menyiram tanaman.

Melansir dari sehatq.com, air hujan juga dapat dikonsumsi dengan catatan kualitas airnya bersih. Biasanya kita perlu menunggu 10-15 menit sebelum menampung air hujan dengan tujuan polutan mengendap terlebih dahulu, sehingga air yang ditampung menjadi bersih dan bebas dari polusi.


Lantas, apakah petuah "sedia ember untuk tadah hujan" masih berlaku di masa modern ini?

Sebenarnya kita bisa melihat situasi dan kondisi daerah masing-masing. Apabila di daerah dengan sumber air yang masih kurang, sedia ember sebagai tadah hujan masih berlaku. Hanya saja "ember" yang digunakan bisa berbentuk wadah yang lain, seperti toren atau bak besar, sehingga air dapat diendapkan dan disaring terlebih dahulu sebelum digunakan sehari-hari.

Namun, pertuah ini tidak berlaku di daerah yang sumber airnya berlimpah. Karena untuk apa menyimpan air hujan apabila air sekitar sudah berlimpah? Bisa saja untuk kebutuhan penelitian.

Di daerah perkotaan pun tidak ada lagi yang menampung air. Hal ini dikarenakan udara perkotaan yang cenderung kotor sehingga air hujan yang turun pun menjadi kotor. Apabila airnya ditampung dan digunakan untuk sehari-hari, bisa saja kita terkena penyakit gatal-gatal ataupun diare.


Makna Petuah "Sedia Ember untuk Tadah Hujan"

Melihat situasi dan kondisi di zaman modern ini, rasanya petuah tersebut sudah tidak relevan. Karena berkat adanya PAM (Perusahaan Air Minum) dan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) air bersih dapat tersebar ke penjuru kota dan pedesaan. Akan tetapi, sebenarnya leluhur menyimpan makna besar dari petuah agar kita menyediakan ember untuk menadah air hujan.

Sedia ember untuk tadah hujan bukan berarti menyediakan wadah sebanyak-banyaknya untuk menampung air hujan, karena itu tidak akan bermanfaat bila kita memiliki sumber air yang berlimpah. Namun, sedia ember adalah menyediakan wadah untuk hujan atau tabungan agar suatu hari nanti memiliki simpanan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalkan biaya berobat, biaya pendidikan, atau sulit memperoleh pekerjaan.

Layaknya air hujan yang disimpan untuk digunakan saat kekeringan, begitulah tabungan yang disimpan untuk digunakan suatu hari nanti. Dengan memiliki tabungan kita menjadi cukup lega apabila tidak memiliki uang untuk kondangan. Berkat tabungan kita bisa meneruskan pendidikan, membayar biaya sekolah anak atau adik, biaya berobat, dan berdana atau bersedekah.

Memiliki ember untuk tadah hujan akan membuat kita suatu hari berkata "untung saja punya tabungan." Bayangkan kalau semua pendapatan dihabiskan tanpa tersisa. Bayangkan kalau semua air di ember dibuang sia-sia, bisa susah kita nantinya. Karena itu, yuk kita menabung sedikit demi sedikit agar kelak tidak susah terjepit saat perekonomian menjerit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun