Kenapa harus berbelas kasih terhadap orang yang sukanya marah-marah? Bukannya orang yang seperti ini harus dijauhi? Orang yang suka marah-marah tidak jelas dan tanpa sebab adalah orang yang toxic kan?
Sebelum lebih jauh membahas orang yang senang marah-marah, mari kita uraikan pengertian "toxic" terlebih dahulu.
Dalam bahasa Indonesia, toxic artinya beracun. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, racun adalah zat (gas) yang dapat menyebabkan sakit atau mati apabila dimakan atau dihirup.
Orang yang senang marah-marah tidak jelas dan tanpa sebab bisa disebut orang yang beracun. Tanpa disadari "kemarahan" yang muncul adalah "racun" bagi orang lain.Â
Ketika marah bisa saja kita hilang kendali dan melontarkan kata-kata yang menyakiti orang lain. Dengan demikian siapapun menjadi keracunan sehingga tidak peduli dan menjauhi kita.
Lantas, situasi apa saja yang membuat seseorang menjadi marah? Kemarahan muncul apabila kita dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang menyulitkan. Sejauh ini, dalam hidup saya menemukan tiga penyebab kemarahan, berikut uraiannya.
Penyebab Kemarahan
Alasan pertama seseorang menjadi marah adalah keinginan yang tidak terpenuhi. Misal saya bulan ini target omset adalah 100 juta. Namun, di akhir bulan ternyata omset hanya 20 juta, kecewalah saya.Â
Kekecewaan atas keinginan yang tidak terpenuhi ini membuat saya marah dan menyalahkan orang lain.Â
Bisa saja saat itu saya menyalahkan karyawan yang promosinya tidak benar, kemasan produk kurang menarik, atau menyalahkan mereka karena kerjanya tidak disiplin.
Disakiti menjadi alasan kedua seseorang menjadi mudah marah. Rasa sakit biasanya muncul saat kita menjadi hubungan asmara. Tidak menutup kemungkinan juga rasa sakit terjadi dalam hubungan pertemanan, bahkan keduanya.Â
Misal saya menjalin hubungan asmara dengan seseorang, tapi pasangan justru sering selingkuh. Otomatis saya akan menjadi kecewa dan marah atas perlakuannya. Bisa juga saya marah karena teman yang saya percaya justru menjadi pembohong ulung selama ini.
Alasan ketiga kemarahan seseorang adalah karena diperlakukan tidak adil. Misal orang tua yang berlaku tidak adil terhadap dua orang anak akan membuat salah satu anak menjadi marah.
Saat orang tua memiliki dua anak dan hanya lebih sayang terhadap anak yang kecil dan justru mengabaikan anak yang lebih besar, maka akan muncul perasaan kecewa dalam hati anak yang lebih besar dan ia akan menyimpan kemarahan terhadap orang tuanya. Biasanya kemarahan anak saat usia belia akan terbawa hingga dewasa.
Sebenarnya masih banyak situasi dan kondisi negatif yang bisa membuat seseorang marah. Bolehlah para pembaca sekalian dapat menuliskannya di kolom komentar ya :).
Namun, sebenarnya orang-orang yang hobinya marah justru harus didekati dan dikasihi. Mengapa demikian?
Kemarahan Harus Dikasihani & Dipeluk
Orang yang sedang marah tidak melulu harus dijauhi, justru harus dipeluk dan dikasihani. Bisa saja bos kita senang marah-marah tidak jelas karena ia pelupa, ia kurang bisa mengatur strategi sehingga kita yang jadi sasaran empuk kemarahannya.
Bisa saja teman yang senang banting pintu adalah karena dampak orang tua yang tidak peduli dengannya. Karena itu ia harus kita rangkul. Jangan sampai kebiasaan senang membanting pintu terbawa sampai ia tua.
Bisa saja teman yang sedang marah terus-menerus mengeluarkan kata-kata kasar terhadap orang yang menyakitinya. Jangan jauhi dia, tapi rangkullah. Ajak untuk nonton film dan melakukan hal-hal yang disukai agar ia perlahan melupakan hal-hal negatif yang mengganggunya.
Tapi, memeluk orang-orang yang hobinya marah memang tidak mudah. Justru ini adalah tantangan bagi kita. Jangan sampai banyak orang menjadi lemah tidak bisa mengendalikan diri hanya karena emosi yang menyelimuti pikirannya.Â
Ulurkan tangan kita untuk sejenak meredakan rasa kecewa terhadap hal-hal yang tidak mereka sukai. Ulurkan tangan kita untuk membantu mereka keluar dari rasa tidak suka terhadap sesuatu yang menyakitinya.Â
Ulurkan tangan kita untuk membantu mereka keluar dari penderitaannya. Dan pahamilah, bahwa rasa marah itu tidak nyaman, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar yang berujung pada penyesalan.
Sejatinya kemarahan yang terus berlarut bisa mengganggu seseorang untuk menikmati hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H