Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anicca

5 November 2022   12:00 Diperbarui: 5 November 2022   12:01 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia sangat cantik, aku memanggilnya bunga

Ku berharap ia selalu ada

Tapi ia berkata tidak bisa

Katanya, ia akan layu pada masanya

Dia begitu segar, buah namanya

Ku berharap ia selalu ada

Tapi masih saja tidak bisa

Katanya, ia akan membusuk pada waktunya

Dia begitu wangi, aku menamainya dupa

Ku berharap ia selalu ada

Tapi juga tidak bisa

Katanya, ia akan habis saat masanya

Dia bisa menerangi, kupanggil pelita

Ku harap ia selalu ada

Tapi juga tidak bisa

Katanya, ia mati saat waktunya

Dia menyegarkan, aku panggil air

Ku harap ia selalu hadir

Tapi dia juga harus berakhir

Katanya, harus diganti secara bergilir

Mengapa tidak ada yang bisa selalu ada?

Apakah aku terlalu buruk untuk mereka?

Ataukah jumlah mereka kurang banyak?

Tidak!

Tidak ada yang bisa selalu ada

Tidak ada yang bisa selalu hadir

Cobalah aku berpikir

Memang semua ini akan berakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun