Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

I Love Salwa

24 Juli 2021   16:39 Diperbarui: 24 Juli 2021   16:49 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Ar -- Ra'd ayat 28 yang artinya : "ingatlah , hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Dzikrullah atau mengingat Allah, kapan pun,  dimana pun, dan dalam kondisi apa pun, akan berdampak pada ketenangan hati seorang muslim/muslimah. 

Semakin sering kita mengingat Allah, akan menumbuhkan mahabah (kecintaan) kepada Allah. Semakin sering kita mengingat Allah, membuat kita semakin dekat dan takut kepada Allah. Lebih utama -- utamanya dzikir adalah ucapan Laa ilaha illallah.

Dalam keluarga besar kami, ketika saya masih dulu saya, dan adik -- adik saya di ajari oleh ibu saya, dengan apa yang sering kami sebut dengan nama dzikir puji dina (Dzikir memuji harian). Maksudnya adalah bahwa setiap hari kita disuruh membaca lafadz asma Allah dengan hitungan yang sudah ditentukan. Saya tidak dari mana asal muasal (sanad) dzikir puji dina, tetapi sudah bertahun -- tahun menjadi habitus dan ritus di keluarga kami.

Sejak saya kuliah sampai saat ini , jarang sekali saya mengamalkan dzikir puji dina. Kemarin ketika saya pulang kampung ke Pemalang, ternyata dzikir puji dina masih diamalkan oleh ibu dan keluarga adik perempuanku. Yang saya heran, anak terkecil dari adik perempuanku (baca -  keponakanku) juga ikut mengamalkan dzikir puji dina ini. Adapun secara lengkap menurut redaksi keluarga kami, perinciannya adalah sebagai berikut :

1.  Hari Ahad,  bacaannya : Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu, sebanyak 500 X

2.  Hari Senin, bacaannya : Yaa Rahmaanu Yaa Rahiimu, sebanyak 500 X

3.  Hari Selasa, bacaannya : Yaa Malikul Qudduusu, sebanyak 3.000 X

4.  Hari Rabu, bacaannya : Yaa Katsiiru Yaa Muntahaa, sebanyak 700 X

5.  Hari Kamis, bacaannya : Yaa Aliyyu Yaa Adhiimu, sebanyak 800 X

6.  Hari Jum'at, bacaannya : Yaa Kafii Yaa Mughnii, sebanyak 600 X

7.   Hari Sabtu, bacaannya : Yaa Fattahu Yaa Razaaqu, sebanyak 100 X

Sebagai catatan tambahan : bahwa ketika membaca setelah bakda sholat berarti sudah masuk hari. Misal kita membaca hari Sabtu bakda sholat Maghrib, berarti sudah masuk bacaan hari Ahad, demikian seterusnya. Cara membacanya bebas, sambil duduk bersila, sambil tiduran, sambil apa saja diperbolehkan asal jangan di kamar mandi. Bisa di baca pagi, siang , sore dan malam pun diperbolehkan. Diusahakan masih dalam keadaan belum batal atau masih punya wudhu.

Karena penasaran saya bertanya kepada adik saya, sejak kapan Salwa yang kini duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar rajin mengamalkan dzikir puji dina. Adik saya lupa persisnya kapan, yang jelas akhir -- akhir ini, adik saya dan anak perempuan terkeilnya, selalu saling mengingatkan hari itu bacanya apa dan berapa kalinya. Spirit dzikrullah Salwa luar biasa mengalahkan saya, sebagai pak dhenya. Sudah lama sekali saya tidak mengamalkan habitus dan ritus dzikrullah puji dina, tetapi Salwa dapat melestarikannya sampai saat ini.

Iya, walaupun terkadang masih terbawa gaya kekanak -- kanakannya, kalau sudah capai dan bosan, tentunya tidak dapat membaca keseluruhan sesuai dengan hitungan yang sudah ditentukan. Tapi sekali lagi saya katakan,  very amazing buat anak seumuran Salwa, sebagai generasi penerus habitus dan ritus dzikrullah puji dina di keluarga besar saya di Pemalang. Teruntuk, keponakan saya, I Love Salwa.

( Pemalang, Juli 2021 -- JUNAEDI, S.E.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun