Namanya Pak Apollo -- pria paruh baya yang berasal dari Sumatera, tepatnya dari Binjai -- bersama keluarga besarnya, yang belum lama ini menjadi warga pendatang di kampungku. Pak Apollo -- memiliki 4 oran anak yang semuanya laki-laki -- Anak sulungnya bernama Bodhi, disusul anak keduanya Arya, kemudian anak ketiganya Katnis dan bungsunya bernama Noah. Ketiga anaknya sudah berkeluarga, kecuali Bodhi yang masih bertatus jomblo.
Keluarga Pak Apollo -- termasuk keluarga yang ulet. Mereka mendirikan usaha bengkel las dengan bendera keluarga besar Apollo Family.  Baru beroperasi beberapa hari saja -- tetapi  orderan yang masuk dari konsumen satu per satu mulai  mempercayakan jasa pembuatan  kontruksi besi ini. Kebanyakan orderan dari konsumen berupa :  pagar rumah, kanopi, tralis besi, garasi, pintu besi, rolling door, scaffolding dan lain sebagainya, bahkan  dengar-dengar sampai merekrut tenaga dari beberapa warga asli kampungku.
Pada suatu hari, ketika waktu shalat Maghrib tiba. Di dalam mushala, aku melihat sosok orang yang tak kukenal sebelumnya -- sepertinya bukan warga kampungku. Rasa penasaran hilang seketika terbawa oleh kumandang iqamah dari muadzin. Pertanda shalat Maghrib harus segera di mulai -- selesai jama'ah shalat Maghrib, orang asing  ini malah mengajak jabat tangan denganku. Kembali rasa ingin tahuku tiba-tiba menggangguku lagi.
Setelah selesai shalat sunah bakda Maghrib, secara reflek aku memulai menyapanya.
"Assalamu'alaikum, Pak," sapaku memulai obrolan malam itu.
"Wa'alaikumussalam, mas,"jawab Pak Apollo."
Demikian perkenalan singkatku dengan Pak Apollo. Sekilas saya melihat beliau orang baik. Walaupun asli orang Sumatera tapi sopan dan santun. Menghormati orang yang lebih muda darinya.
Bisik -- bisik tetangga tentang Keluarga Pak Apollo mulai menjadi buah bibir warga. Maklum saja, di kampung kami belum pernah kedatangan orang  sesukses Arya -- anak Pak Pollo. Arya -- selaku manajer produksi telah sukses membawa usaha Apollo Family dan mampu bersaing dengan para kompetitor bengkel las di Daerah Istimewa Yogyakarta. Baru-baru ini, Arya membeli sebuah mobil dengan cara leasing. Satu per satu peralatan bengkel keluaran terkini di belinya untuk mendukung kecepatan produktivitas bisnisnya..
Hingga banyak perusahaan properti -- yang satu demi satu mulai menjalin  -- kerja sama dengan Arya. Luberan orderan semakin mengalir deras -- penambahan karyawan dari warga setempat pun dilakukannya demi mensuport kinerja bengkel lasnya. Kerja, kerja dan kerja -- itulah prinsip Arya bersama kakak dan adik-adiknya. Bahkan saat ini sering lembur kerja seiring menumpuknya orderan bisnisnya..
Di sisi lain, kenyamanan dan ketentraman warga mulai terusik. Bising suara diesel dan mesin las listrik -- hampir menyatu setiap harinya  dengan  warga di sekitar kontrakan Pak Jawud. Apalagi ruang kerjanya yang  berdekatan dengan mushala -- kerap kali membuat takmir mushalla sedikit terganggu dan berniat untuk mengingatkan bengkel las milik Apollo Family.
sayang seribu sayang -- melambungnya bisnis  bengkel las milik Apollo Family ini -- tidak diimbangi dengan kegiatan  ibadahnya, shalat fardhu misalnya. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya. Bahkan perilaku Arya sangat bertolak belakang  dengan apa yang dipraktikkan oleh Pak Pollo dan isterinya.