Naskah rumusan buku "putih" ini merupakan gongnya Kongres kebudayaan Desa(KKD) tahun  2020, yang bertajuk "Arah Tatanan Indonesia baru dari Desa". Formulasi arah tatanan  Indonesia baru dari desa  itu telah termaktub secara ringkas dan padat dalam rumusan visi Indonesia baru dari desa yang berbunyi sebagai berikut :
"Terselenggaraanya politik pemerintah desa yang jujur, terbuka, dan bertanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat yang partisipatif, emansipatif, tenggang rasa, berdaya tahan, mandiri, serta memuliakan kelestarian semesta ciptaan melalui pendayagunaan datakrasi yang ditopang oleh cara kerja pengetahuan dan pengamalan lintas ilmu bagi terwujudnya distribusi sumber daya yang setara untuk kesejahteraan warga dalam bingkai kebhinnekaan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
Dalam tulisan bertajuk "Sekapur Sirih"  Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Panggungharjo menuturkan bahwa buku Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa adalah buku putih RPJMDesa sekaligus acuan dalam membaca 20 buku bunga rampai hasil rumusan Kongres Kebudayaan Desa 2020 :  Membaca Desa, mengeja I-N-D-O-N-E-S-I-A . Terakhir, karena desa adalah ibu bumi, sebagai tempat kembali dan berbagi, maka penghormatan negara atas desa akan menjadi prayarat kunci memenangkan tantangan masa depan. Oleh karenanya  JANGAN TINGGALKAN DESA karena desa layak diperjuangkan.
Lain lagi dengan  Abdul Halim Iskandar -- Menteri Desa PDTT -- dalam sekapur sirihnya mengkampanyekan  Tagline " Desa untuk semua warga atau Desa Surga" merupakan inti sari pemajuan kebudayaan desa, pemajuan masyarakat desa dengan memperhatikan kearifan lokal. Dana desa jangan hanya dirasakan oleh elite desa, tetapi dirasakan kehadirannya oleh seluruh masyarakat desa, itu inti sari dari surga, desa untuk semua warga desa.
Dr. Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dalam "Pidato Kebudayaan"nya menyatakan bahwa revolusi perdesaan sudah dimulai. Tugas kita dan tugas kongres kita ini, untuk merajut inisiatif menjadi gerakan efektif . Merajut science mutakhir dengan pengetahuan tradisional. Kita merajut teknologi digital dengan pranata lokal. Gerakan ini adalah gerakan interdisipliner, karena tidak ada bidang ilmu atau sektor masyarakat yang bisa menjalankan tugas besar sendirian. Di sinilah semangat gorong royong akan mendapatkan wujud nyata.
Menuju Deklarasi Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa
Buku Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa adalah buku putih RPJMDesa sekaligus acuan dalam membaca 20 buku bunga rampai hasil rumusan Kongres Kebudayaan Desa (KKD) 2020 : Membaca Desa, mengeja I-N-D-O-N-E-S-I-A. Membaca 20 buku bunga rampai hasil rumusan KKD dilatar belakangi oleh pandemi dan dampaknya dalam tata hidup manusia, Â Covid mengoreksi cara berfikir tentang tata perekonomian dunia, dan didasari oleh beberapa pertanyaan kunci seperti : Â Ke mana pendidikan selama dan pasca pandemi?
Bagaimana Covid menyibak rapuhnya sistem kesehatan? Di mana mencari rasa aman dan nyaman? Bagaimana kerentanan perempuan dan anak di masa pandemi? Masihkah kedaulatan pangan dan lingkungan hidup masih terjaga? Di mana kaum muda? Bagaimana peran agama dan agamawan di tengah pandemi? Bagaimana Kebudayaan di tengah pandemi? Bagaimana membaca ulang tata ruang dan lingkungan pemukiman?
Apakah perlu  reformasi politik dan pemerintahan desa?  Bagaimana keberadaan hukum dan politik desa? Apakah ada praktik-praktik korupsi? Seberapa urgen terkait datakrasi ? Seberapa kuat keluarga bertahan? Bagamana membaca tentang kewargaan?
Bagaimana fungsi komunikasi, media dan influencer dalam mensikapi cengkraman hoak dan infodemik? Apakah selama ini ada persoalan diskriminasi dan rasisme sebagai persoalan inklusi sossial? Mengapa perlu merumuskan tatanan baru? Bagaimana desa melakukannya?
Dalam tulisannya yang berjudul Epilogi : Kongres Kebudayaan Desa, Ryan Sugiharto,selaku ketua penyelenggara KKD dan juga sekaligus ketua Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID) menambahkan bahwa dari sekian banyak rekomendasi yang dihasilkan oleh KKD, klaster utama rekomendasi adalah mewujudkan kemandirian desa melalui tiga pilar : pertama, kedaulatan politik dan pemerintahan desa; kedua, kedaulatan perekonomian desa;  ketiga, kedaulatan data desa. Di bagian terakhir  buku ini, dituliskan "Deklarasi" Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa.
Kelebihan dan Kelemahan BukuÂ
Buku putih RPJMDes ini, sangat rekomended, dan layak di miliki oleh saudara semua, khususnya untuk semua yang terlihat dalam pemerintahan desa atau pemerintahan kampung dan juga sebagai referensi bagi pemangku kebijakan yang berada di wilayah desa atau kampung . Buku putih ini sangat lengkap, bagus, dan detail  sebagai sumber dokumen RPJMDes yang sangat teknokarsi dan datakrasi , untuk menuju Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa.
Sebagaimana penyataan jujur dari tim penyusun bahwa banyak daftar istilah (glosary) dalam buku  ini, di satu sisi belum bisa menjangkau khalayak luas, walupun tim penyusun sudah menuliskan daftar istilah  (glosari) harapannya bisa sedikit meringankan pembaca, meski tetap tidak bisa merubah fakta. Tetapi bagi sebagaian pembaca, yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan LSM akan mempekaya khasanah perbendaharaan glosary.
Buku sangat tebal, detail dan lengkap serta sangat teknokrasi serta datakrasi, menurut saya bagi warga desa biasa, akan malas membaca  konten seluruh buku ini. Banyak tabel dan gambar-gambar pendukung  hitam putih, semakin kurang mendukung performa buku ini. Lain halnya seandainya, gambar-gambarnya dicetak warna dengan kertas yang bagus akan menambah perfect dan excellent buku ini.
Identitas Buku
Judul Buku           :  ARAH TATANAN INDONESIA BARU DARI DESA
Dewan Redaksi       :  Wahyudi Anggoro Hadi, Ryan Sugiarto, Ahmad Musyaddad, Any Sundari, AB. Widyanta, dan Sholahuddin Nurazmy
Penerbit             : Yayasan Sanggar Inovasi Desa
Cetakan              : Pertama,  Agustus 2020
Ukuran Buku         : 13  x 19 cm
Tebal Buku           : lxii + 441 hlm
ISBNÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-623-94710-3-3
Judul Resensi         : Membaca Desa, Mengeja I-N-D-O-N-E-S-I-A
Resensator            : JUNAEDI, S.E.
JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H