Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

5 Lontong Dekem Terkenal di Pemalang yang Taste-nya Sudah Melegenda

12 Juli 2021   11:33 Diperbarui: 12 Juli 2021   11:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang Pemalang sudah tak asing lagi dengan kuliner legendaris Lontong Dekem. Tetapi bagi orang yang bukan asli Pemalang mungkin masih yang  kurang familier dengan nama Lontong Dekem. 

Ini yang dekem lontongnya, atau yang dekem orangnya. Dari situ saja sudah mulai menarik untuk dibicarakan apalagi ketika hendak  mencicipinya pasti akan banyak cerita yang akan dikupas terkait Kuliner Legendaris Khas Pemalang ini. Tetapi saya akan mereview tentang pengalaman saya, ketika masih berada di Pemalang Jawa tengah. 

Walaupun saat ini, saya sudah hijrah dari Pemalang tetapi kerinduan akan nostalgila kuliner Lontong Dekem ini bisa terobati minimal pas Lebaran Idul Fitri ketika acara pulang kampung.  Ada hal -- hal yang menarik  dari kuliner khas Lontong Dekem ini.

1. Soal Nama

Ada dua kata  dalam kuliner legendaris khas Pemalang : Lontong Dekem. Yaitu Lontong dan Dekem. Kalau kata Lontong sudah banyak yang tahu, jadi no debat. Sedangkan kata  Dekem, mari kita bicarakan bersama. Dekem bisa berarti menunggui terus. 

Bisa juga berarti basah kuyup (kebasahan). Dekem diartikan sebagai menunggui terus dengan posisi duduk kaki ditekuk sedikit, sebelum kenyang dalam memanjakan mulut dan perut ketika menyantap  lontong dekem ini,sehingga wajar saja bila kita tidak mau cepat -- cepat  pergi meninggalkan tempat yang diduduki sebelum mencapai klimaksnya. 

Dekem diartikan kebahasan (klebus) yaitu sebelum menyajikan lontong dekem ini, pertama -- tama irisan lontong di siram bumbu air santan, kemudian ditumpahkan , terus disiram bumbu air santan lagi  , kemudian ditumpahkan lagi dan seterusnya sampai lontongnya basah kuyup.  Selanjutnya baru dikasih kerupuk yang sudah diremuk, serudeng dan bawang goreng diatasnya ketika menyajikannya.

2. Konten Menu

Ada konten menu yang unik yaitu kuah santan, serudeng dan kerupuk. Kuah santangnya mirip dengan kuah opor akan tetapi teksturnya lebih encer. Serudeng berasal dari parutan kelapa yang digoreng terkadang dicampuri daging bebek yang dilembutkan, sedangkan  kerupuk yang digunakan adalah kerupuk mie usel. Uniknya kerupuk mie usel jarang ditemui di kota-kota lain, selain di Kota Ikhlas  Pemalang. 

Kerupuk mie usel yang ditaburkan sebagai toping Lontong Dekem adalah kerupuk mie yang sudah diremuk. Biasanya ketika menyantap Lontong Dekem ini, di temani menu pemndukung (lauk) yaitu  sate ayam goreng yang diberi serundeng dan juga sate ayam godog. Sate ayam ini diiris kotak besar dan tipis-tipis. Tidak seperti sate ayam pada umumnya.

3. Cara Duduk 

Bagaimana tata cara duduk ketika kita mau menyantap kuliner Lontong Dekem, sesuai dengan namanya dahulu kebanyakan orang duduk di atas kursi panjang sambil  sedikit menekuk lutut. Tetapi sesuai perkembangan zaman, untuk saat tersedia tempat makan yang lesehan, misalnya bagi keluarga besar yang jajan kuliner Lontong Dekem ini. 

Atau maunya duduk terus disitu sambil menyantap Lontong Dekem dengan berlama -- lama seakan tak mau hengkang dari tempat duduk tersebut sampai terasa betul-betul klimaks dalam hal menikmati kuliner Lontong Dekem ini. Ditambah taste  sate ayam yang dihidangkan pun tidak membuat kenyang dan hawanya ingin makan  terus, apalagi tekstur serudengnya semakin menambah betah berlama -- lama menyantap Lontong Dekem ini.

4. Rasa Lontong Dekem

Rasa kuah santannya ditambah serudeng dan bawang gorengnya, serta rasa rempah -- rempahnya menambah kelezatan  dan kegurihan kuliner Lontong Dekem ini. Gurih, lezat dan pedas adalah ciri khas taste Lontong Dekem Pemalang . Rasa pedasnya bukan berasal dari cabai tetapi rasa dari serai. Belum lagi, rasa sate ayam goreng dan sate ayam godognya semakin memanjakan bagi penikmat kuliner nusantara ini. 

Makanya tak heran,  ketika lebaran tiba banyak pemudik yang bekerja di kota -- kota besar seperti Jakarta, ketika mudik ke Pemalang selalu ingin bernotalgila untuk menyantap Lonteng Dekem. Walaupun tiap tahun, monoton seperti itu itu saja, tetapi tidak mengurangi ruh Kuliner Khas Pemalang, ibaratnya bagaikan menu wajib bagi semua orang yang pulang kampung dan sangat   merasa berdosa ketika pulang kampung tidak dapat menikmati Kuliner Legendaris Khas Pemalang ini.

5. Sabar Mengantri

Ada syarat dan ketentuan yang berlaku ketika kita ingin memanjakan Kuliner Legendaris Khas Pemalang Lontong Dekem ini, yaitu budaya antri. Saking banyaknya pembeli dan banyak juga berasal dari berbagai penjuru kota di Nusantara, makanya syarat utamanya adalah harus sabar menanti dalam menunggu pelayanan Lontong Dekem ini. Orang sabar dikasihani Tuhan, orang sabar pasti kebagian, demikianlah yang perlu ditancapkan dalam hati para penyuka kuliner Lontong Dekem ini sebagai penyemangat kita dalam menunggu hidangan Lontong Dekem. Budayakan antri sebagai jati diri bangsa Indonesia.

6.  Ada 5 Nama Penjual Lontong Dekem yang Recommended

Sebagai pewaris Kuliner Legendaris Khas Pemalang yang turun temurun dari para leluhur penemu Lontong Dekem, ada 5 nama penjual Lontong Dekem yang recommended antara lain :

  • Lontong Dekem Pak Drajat/Khamim, berlokasi di Jl. Mochtar Pemalang.
  • Lontong Dekem Pak Darsono, berlokasi Jl. RE Martadinata Pelutan Pemalang.
  • Lontong Dekem Pak Sidul, berlokasi di Jl. RE Martadinata Pelutan Pemalang.
  • Lontong Dekem Pak Kasirin, berlokasi di Jl. RE Martadinata Pelutan Pemalang.
  • Lontong Dekem Pak Da'an, berlokasi di dekat Stasiun Kereta Api Pemalang

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun