Serba serbi kejadian menarik di Shelter Gabungan Desa, sejak difungsikannya gedung eks SMKN 2 Sewon sebagai Shelter Gabungan Desa di Wilayah Kapanewon Sewon. Shelter Gabungan Desa yang diinisiasi oleh Pemerintah Kapanewon Sewon ini, bertujuan  untuk mengkaratina pasien yang terpapar positif Covid -19, sebagai tindakan lanjutan setelah warga desa  menggunakan aplikasi bantultangguh.com, untuk melaporkan kondisi kesehatan semua warga saat ini. Semua data yang dimasukkan oleh semua warga akan dipantau oleh Dokter dan Tenaga Keshatan dari Puskesmas Sewon 2. Sehingga jika terjadi hal -- hal darurat dapat segera ditangani oleh petugas.
      Walaupun Di Desa Panggungharjo sudah ada 2 Shelter Kabupaten yang belokasi di eks RS Patmasuri Krapyak Kulon dan di Gedung Balai Pertanian Jaranan, tetapi Shleter yang milik Pemerintah Kapanewon baru sekarang dapat direalisasikan. Shelter Gabungan Desa, berkapasitas menampung kurang lebih 40 bed.  Sampai saat ini, aplikasi bantultangguh.com baru melayani warga yang berstatus positif, kontak erat, atau suspect Covid -19.
      Dari informasi yang saya himpun ada beberapa kejadian unik yang coba saya tulis berkaitan dalam pengelolaan penanganan pasien Covid -19 di Shelter Gabungan Desa di eks SMKN 2 Sewon.
1.   Dukuh Jaranan, yang bertugas merangkap sebagai perawat jaga Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon . Dukuh Jaranan  seketika harus  jadi Spiderman, karena harus menggunakan Hazmat saat menerima kedatangan pasien positif  Covid -- 19  ke Shleter Gabungan Desa Kapanewon Sewon. Saking berhati -- hatinya Dukuh Jaranan dalam melayani pasien positif Covid -19.
2.   Dukuh Garon yang bertanggung jawab secara kewilayahan, dikarenakan Padukuhan Garon letaknya berdekatan dengan lokasi Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon. Dukuh Garon sangat aktif dengan semangat melayani dan mrantasi  Termasuk bertindak sebagai instruktur senam bagi semua pasien positif Covid -19 yang diisolasi di Shelter Gabugan Desa tersebut. Kegiatan Senam dan Olah raga pagi dilakukan oleh semua pasien Covid -- 19 di Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon.
3. Â Â Menurut informasi dari Jamiluddin, dari Pengelola Sistem Informasi Desa (PSID) Kalurahan Panggungharjo yang juga berprofesi sebagai Penyuluh Sosial dan Penyuluh Agama, warga desa yang diisolasi di Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon senang dengan terapi mendengarkan lagu dhangdhut untuk melepas penat selama di Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon.
4.   Ada satu pasien yang menolak diisolasi di Shelter Gabungan Desa Kapanewon, walaupun sudah  dirayu  oleh Dokter Shelter Gabungan Desa. Pasien ini sebelumnya sudah dirawat di RS PKU Bantul, sesampainya di Shelter Gabungan Desa tidak mau masuk Shelter, alasannya ingin ditemani oleh Dukuh Rendeng Kulon. Malah sempat tiduran di tengah jalan  dan duduk -- duduk di bawah pohon dekat Shelter Gabungan Desa berada. Bujuk dan rayuan Dokter pun tak mampu mengajak pasien masuk ke Shelter Gabungan Desa.  Hal ini membuat Lurah Desa Panggungharjo, sampai turun tangan untuk mengajak bicara secara persuasif. Dengan pendekatan persuasif dan dialogis yang dilakukan Lurah Desa Panggungharjo, akhirnya didapat kesempatan bahwa pasien di isolasi mandiri (isoman) di rumah pasien sendiri dengan pemantauan ketat oleh para tetangga di bawah komando  Dukuh Rendeng Wetan sebagai penanggung jawab kewilayahan setempat.
5.  Ada chat wa dari pasien yang intinya  apabila dituliskan seperti di bawah ini :
   P : Slamat siang pak..td saya request sm mbke perawat utk pembalut..apa bisa hr ini..trs kemrn jg minta tempat sampah utk kmr mandi
    L : Pembalutnya maaf sayap atau tanpa sayap kak
      : ?
      : Ya, sebentar ini mau kita belanjakan
   P  : Sayap pak..klo bs merk charm yg 29 cm..krn ntr takute tembus ke kasur
    L  : Ya kak. Siap.
Demikian sedikit review cerita dibalik Shelter Gabungan Desa Kapanewon Sewon yang menurut saya sangat menarik dan unik, dibalik pemeriksaan rutin tanda -- tanda vital seperti saturasi, denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh secara klinis, yang tidak kalah pentingnya adalah kesehatan mental yang akan mempengaruhi imun tubuh masing -- masing pasien. Ketika kondisi mental pasien terhadap semesta alam, hiburan, olah raga, bercanda, mendengarkan musik dhangdhut, perhatian nakes terhadap pasien, mau mendengarkan sedikit curhatan pasien jauh lebih efektif yang akan melahirkan tubuh dan jiwa yang sehat.
JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H