Mohon tunggu...
siregar akhmad junaedi
siregar akhmad junaedi Mohon Tunggu... -

Suka mencari keindahan di sela-sela alam tropis. Baginya keindahan itu terpaut di alam liar, termasuk di kutil-kutil katak licin, hingga di antara gigi solenoglipha ular viper. Dia senang mengajak hunting foto, dan rupanya banyak yang menghindar karena takut pantatnya dientup, mau....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tarawih Empat Flag

10 Agustus 2011   14:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Setiap dua kali berdiri kok tawarih-nya selesai ya”, hati Itap bergumam, “kalau benar kata ustadz tadi berdasarkan kesepakan pengurus mesjid (BKM) ada 20 rakaat alias dibagi dua. Sepuluh flag-lah kalau begitu, itung punya hitung, gimana nyelesaikannya, baru satu flag, hah?”

Shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW berkumandang lagi sebagai seremoni vokal menyusul rakaat ketiga. Allahumma shalli ‘ala syaiyidina Muhammad wa’ala ‘alihi syaiyidina Muhammad.

Itap kembali berdiri gemulai untuk memulai tahap berikutnya.

“Baru satu flag, Uda! Ngantuk”, Itap berharap penuh untuk pulang ke rumah, tarawih itu sangat monoton membuat jenuh.

Sontak Udanya pun tersenyum sendiri mendengar kata flag yang terucap dari bibir mungil Itap. Sambil merasa geli si Uda pun merasa bahwa pikiran Itap telah dibalut istilah-istilah game di komputer milik ayahnya. Istilah flag sendiri digunakan pada permainan plant versus zombie yang gemar dimainkan mulai dari anak-anak hingga kalangan mahasiswa sekarang ini.

Di rumah, Itap memang rajanya main game. Hampir saja menurutnya fungsi utama laptop itu adalah hanya untuk bermain-main di dunia virtual. Itap hapal betul di direktori mana file game itu berada terutama game house yang biasanya satu paket dalam install ulang laptop di pasaran Medan.

Setiap kali berjumpa saudaranya yang memiliki laptop pun kerap dia menanyakan game apa yang yang dimilikinya. Mereka bisa bermain dari komunikasi lisan saja. Serta menanyakan tingkat level yang sudah dilewati. Semakin tinggi level yang sudah dilalui semakin dianggap sesepuh pula orang yang dimaksud dan semakin dihormati pula, sesekali dianggap sebagai guru. Mereka mengistilahkan dengan “raja game”.

Bulan Ramadhan ini Itap pantas mendapat predikat si raja game. Itap hampir saja merampungkan level terakhir dari plant vs zombie stage survival. Satu dari empat level terakhir yang paling prestisius kalau bisa dilewati. Sepengetahuan mereka belum ada yang bisa melewati stage ini. Perancang game ini pun mungkin telah merancang stage tersebut sebagai porsi yang tak bisa terkalahkan oleh penikmat game.

Hari-hari Itap pun syarat dengan dunia game. Sepulang dari sekolah, game menjadi bagian dari lauknya makan siang. Sambil melahap nasi putih, tangannya berpindah-pindah memegang sendok dan mouse. Mali yang sering diundangnya, posisi tengkurap menonton permainan yang prestisius menurut dia. Mereka berdua adalah tandem yang tepat menghadapi rintangan dunia game. Itap lihai mengontrol game, Mail tenang menjadi dukung dengan kata-kata ”aplaus”.
”Sudah tiga flag Uda”, raut mukanya masih masam. Anak keturunan Batak-Tionghoa itu pun tak bisa membayangkan akhir dari perjalanan si ”aktor utama” yang dia bayangkan adalah dirinya sendiri. Nyawa kura-kura yang mengarungi dan menyelamatkan telurnya dari oktopus pun sudah tinggal sedikit. Sekali kena jebakan habislah kura-kura. Kecuali di-restart ulang, jalan satu-satunya untuk memulai permainan yang paling dia tidak sukai sebagai si raja game.

”Kapan selesainya ini Uda, gimana kalau kita pulang duluan”, diskusi pelan terjadi di antara keduanya. ”Sssstttt, kita akan balik sebentar lagi Tap, kalau mau sholat, sholatlah. Bukan gini caranya!”.

Uda-nya pun sebenarnya mulai jenuh dengan sholat tarawih yang terasa monoton. Apalagi membayangkan mengikuti 20 rakaat yang dianut mesjid itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun