Mohon tunggu...
Junaedi
Junaedi Mohon Tunggu... Lainnya - Pencangkul dan Penikmat Kopi

Lahir dan tumbuh di Wonosalam, kawasan pertanian-perkebunan dataran tinggi di Jombang bagian selatan. Seorang pencangkul dan penikmat kopi. Dapat ditemui di www.pencangkul.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Impor Pakaian Bekas

14 Mei 2023   11:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   11:02 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAKAIAN bekas impor adalah pakaian bekas didatangkan dari negara lain untuk diperjual-belikan di pasar domestik. Pakaian bekas ini bisa berasal dari donasi masyarakat, toko-toko barang bekas, atau bahkan dari industri fashion yang mengalami surplus produksi.

Pakaian bekas impor memiliki beberapa keuntungan, seperti harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan pakaian baru, variasi model dan merek yang lebih beragam, dan dapat membantu mengurangi limbah tekstil. Namun, impor pakaian bekas juga dapat memiliki beberapa dampak negatif lainnya.

Di beberapa negara termasuk Indonesia, impor pakaian bekas menjadi isu yang kontroversial karena dapat mempengaruhi industri tekstil lokal. Indonesia sebenarnya telah melarang impor pakain bekas melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021, Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Pada pasal 2 nomor 3 huruf d disebutkan bahwa barang dilarang impor adalah kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas.

Kemudian aturan tersebut diubah lagi melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022, Tentang Perubahan Atas Permendag Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Dalam peraturan tersebut, disebutkan juga barang yang dilarang untuk diimpor, termasuk pakaian bekas dan barang bekas lainnya. Sementara aturan pertama yang melarang impor pakaian bekas telah ada sejak 2015 silam. Aturan itu adalah Permendag Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas dan juga Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

Namun, di negara lain, impor pakaian bekas masih diizinkan dan bahkan dianggap sebagai alternatif yang baik untuk mendapatkan pakaian berkualtas dengan harga yang tidak mahal.

Berdampak 

Impor pakaian bekas dapat memiliki dampak yang berbeda tergantung pada konteksnya. Impor bisa berdampak negatif bisa juga berdampak positif.

Beberapa dampak negatif bagi suatu negara yang melakukan impor pakaian bekas misalnya dampak ekonomi, dampak lingkungan maupun dampak sosial.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan adalah dapat merugikan industri tekstil dalam negeri karena mendorong konsumen untuk membeli produk impor yang lebih murah daripada produk dalam negeri. Hal ini dapat menyebabkan penurunan penjualan produk dalam negeri dan menyebabkan hilangnya lapangan kerja di sektor tersebut.

Begitu juga dengan daampak lingkungan, impor pakaian bekas dapat menghasilkan limbah tekstil yang berlebihan dan meningkatkan risiko pencemaran lingkungan. Selain itu, transportasi barang dari luar negeri ke dalam negeri juga dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.

Selanjutnya dampak sosialnya adalah impor pakaian bekas dapat mempengaruhi kebiasaan berbelanja masyarakat. Masyarakat cenderung lebih memilih produk impor karena harganya yang lebih murah daripada produk dalam negeri. 

Hal ini tentunya dapat mengurangi kebanggaan dan dukungan terhadap produk dalam negeri dan mengurangi semangat masyarakat untuk berkontribusi pada pengembangan industri dalam negeri.

Namun begitu impor pakaian bekas juga mempunyai dampak positif, mulai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial. Dampak ekonominya adalah dapat membantu memperluas pasar untuk produk impor dan memberikan peluang bisnis bagi pedagang lokal. Ini dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Kemudian dampak sosialnya adalah dapat memberikan akses ke pakaian murah bagi masyarakat berpendapatan rendah. Ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memungkinkan mereka mengalokasikan dana mereka untuk kebutuhan lain seperti makanan dan perumahan.

Terakhir dampak lingkungan yaitu membantu mengurangi jumlah limbah tekstil yang dihasilkan oleh masyarakat secara global. Pakaian bekas yang masih layak pakai dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga mengurangi jumlah pakaian yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Nilai Ekonomi

Tak ada data pasti berapa nilai ekonomi impor pakaian bekas, karena selama ini impor pakaian bekas biasanya melalui "jalur tikus" sehingga sulit dideteksi. Namun di pasar pasar global, nilai ekonomi pakaian bekas impor cukup besar. 

Menurut data dari GlobalData, pasar pakaian bekas global diperkirakan akan mencapai sekitar US$64 miliar pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. 

Di Indonesia, menurut Kementerian Koperasi dan UKM bahwa pakaian bekas impor itu telah menguasai 31% pasar UMKM. Sementara negara-negara yang menjadi eksportir pakaian bekas utama antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Korea, dan Jepang.

Di sisi konsumen, pakaian bekas impor juga memiliki nilai ekonomi yang penting. Pakaian bekas impor dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dengan pendapatan rendah untuk memenuhi kebutuhan berpakaian dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, pakaian bekas impor juga dapat menjadi pilihan bagi konsumen yang ingin mengurangi pengeluaran atau mengejar gaya hidup berkelanjutan.

Meskipun pakaian bekas impor memiliki nilai ekonomi yang penting, tetap ada beberapa risiko lain yang perlu diperhatikan dalam perdagangan barang bekas, seperti kualitas dan kebersihan pakaian, serta dampak lingkungan dan sosial dari praktik perdagangan tersebut. 

Kalaupun tidak ada larangan, dampak tersebut harus tetap menjadi perhatian, perdagangannya harus dikelola dengan baik dan regulasi yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan perdagangan pakaian bekas impor dilakukan secara aman, adil, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun