Fajriani dkk (2021) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa perilaku atau karakter remaja yang terjadi akibat dari media sosial ialah:
Membentuk pribadi yang agresif
Perilaku agresif terbentuk pada remaja akibat adanya rasa kuat dan ingin menjadi lebih baik daripada orang lain. Rasa ini memacu adrenalin yang negatif jika tidak terkontrol dan dapat menyebabkan remaja bertindak dengan tidak baik sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain.
Membentuk pribadi yang mudah emosi
Remaja yang cenderung lebih menggunakan smartphone/handphone dalam mengakses dan berinteraksi di media sosial secara berlebihan dapat menumbuhkan emosi dan stress yang tidak terkendali. Pada proses komunikasi, segala bentuk aktivitas yang tidak baik akibat menumpahkan emosi melalui media sosial (misalnya berkomentar pada status orang lain tanpa menunjukkan identitas dirinya) dapat menimbulkan perilaku agresif. Pengendalian emosi tentu tidak mudah,terlebih dengan  emosi yang tidak stabil inilah yang membuat remaja melakukan tindakan-tindakan agresif tanpa memikirkan dampaknya.
Membentuk pribadi yang mudah cemas atau stress
Perasaan cemas pada remaja dapat meningkat yang diakibatkan oleh sebuah tekanan dari proses komunikasi dalam dunia maya dengan orang lain. Hal ini dikarenakan usia remaja merupakan tahapan dalam pertumbuhan masih memiliki pola pikir yang masih labil. Perasaan cemas dan stress ini dapat diakibatkan karena adanya standar yang terdapat dalam media sosial dimana orang lain terlihat lebih baik dari dirinya, sehingga membuat remaja menuntut dirinya sendiri agar sesuai dengan standar orang lain yang dilihat dari media sosial.
Membentuk pribadi yang lebih berani dalam mencoba hal-hal baru
Perilaku ini muncul pada remaja dengan memacu keingintahuan remaja lebih berani mencoba hal-hal yang baru. Motivasi yang cukup kuat membentuk keberanian adalah adanya kesenjangan yang ada di dunia nyata dan dunia maya, sehingga remaja seperti memiliki dua kepribadian berdasarkan dunia tersebut. Kesenjangan ini terjadi karena adanya perbedaan komunikasi pada dunia nyata dan dunia maya. Misalnya pada dunia nyata terdapat norma-norma yang harus dipenuhi, sedangkan pada dunia nyata mereka cenderung lebih bebas untuk mengekspresikan diri.
Salah satu hal yang harus diperhatikan saat menggunakan media sosial adalah kestabilan emosi, karena jika kita tidak bisa mengendalikan emosi maka akan terbawa suasana dan sering kali menulis bahkan memposting hal-hal yang tidak baik. Dalam menjalin pertemanan dengan seseorang di media sosial hendaknya harus tetap menerapkan sifat sopan dan santun terlebih kepada seseorang yang kita kenal sebelumnya (Rahman dkk, 2020). Jika bertemu dengan perbedaan pendapat di media sosial hendaknya harus tetap menjaga tata krama, tidak menyinggung hal-hal yang bersifat rasis. Perbedaan merupakan hal yang wajar bisa kirta temui dimana saja, untuk itu tetap bersifat kekeluargaan dan menolak hal-hal negatif.
Era media sosial berdampak pada perilaku kalangan milineal untuk selalu terhubung dengan internet, baik itu melalui perangkat komputer desktop, komputer, laptop, smartphone/ponsel, maupun tablet. Namun kenyataannya banyak yang menggunakan perangkat smartphone setiap harinya daripada perangkat lainnya. Hal ini duidukung dengan data yang dilansir (APJI, 2018) bahwa setiap hari tersambung internet melalui perangkat smartphone sebesar 93%.