Pria terakhir yang melamar anaknya adalah seorang tukang ojek. Setelah menyanggupi berbagai syarat yang ia ajukan diantaranya setelah menikah tidak boleh memukul istri dan tidak boleh menelantarkan istri, akhirnya lamarannya diterima dengan jujuran sebanyak tiga juta rupiah. Ketika pihak keluarga istri protes dengan jujuran sekecil itu, ia lalu mengingatkan bagaimana dulu mereka menikah tanpa jujuran sepeserpun.
Pak Fulan juga menceritakan bagaimana dia bekerja sebagai calo di pelabuhan. Selama bekerja dia tidak pernah berjudi, tidak pernah minum minuman keras, tidak pernah menerima uang haram. Kalau ada orang yang memberinya uang hasil judi maka ia akan menolaknya walaupun uang tersebut sangat diperlukannya. Ia tidak ingin memberi makan keluarganya dari barang yang haram.
Ia pernah mengingatkan temannya untuk tidak berjudi karena hal itu akan memberi kemudharatan saja kepadanya. Tapi temannya tidak mengindahkan nasehatnya. Setelah ditangkap oleh polisi dan dia menjenguknya di penjara, sekarang setelah keluar dari penjara, temannya tersebut sudah insyaf.
Sekarang beliau memerlukan modal sebesar tiga juta rupiah untuk menjual telur mengingat pekerjaan sebagai calo di pelabuhan sudah semakin sulit. Apalagi transportasi darat sudah semakin lancar, lama kelamaan transportasi air akan menghilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H