Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi antar sesamanya. Interaksi tersebut menghasilkan kebiasaan, kepercayaan, hingga norma yang membentuk kebudayaan. Kata Budaya sendiri berasal dari kata Sansekerta "buddhayah" yang berarti budi atau akal.
Menurut Edward Burnett Tylor dalam bukunya Primitive Culture (1871), kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Sehingga budaya adalah segala sesuatu yang dilakukan manusia baik materi maupun non-materi yang lahir dari kehidupan bermasyarakat, bukannya diwariskan secara genetik.
Budaya manusia berbeda-beda tergantung kepercayaan, kebiasaan, dan yang paling berpengaruh adalah lingkungan tempat tinggal.
Manusia beradaptasi dengan lingkungan tempatnya tinggal, mengikuti pola keseimbangan alam untuk bertahan hidup. Alam juga berpengaruh pada faktor ekonomi, politik, dan perpindahan manusia, yang menyebabkan terbentuknya budaya tertentu di suatu lingkungan masyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan kaya akan kebudayaan. Dilansir dari Laman Resmi Republik Indonesia, Indonesia memiliki 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Masing-masing etnik memiliki kebudayaannya tersendiri bergantung pada lingkungan tempatnya tinggal.
Kebudayaan memiliki fungsi yaitu sebagai suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok, sebagai wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya. serta menjadi pembimbing kehidupan manusia dan menjadi sebuah pembeda antara manusia dengan binatang.
Untuk itu perlu adanya dukungan pemerintah untuk turut serta menjaga dan melestarikan budaya sebagai suatu identitas bangsa, seperti pada Festival Budaya Bumiayu yang diselenggarakan oleh Seorang peneliti kasunanan Surakarta Kanjeng Raden Haryo Tumenggung Dimas Indianto Sastrowinoto, atau K. R. H. T. Dimas Indianto Sastrowinoto dan didukung oleh pengamat budaya dari dinas kebudayaan brebes, Bapak widjarnato.
Festival ini diadakan dengan tujuan supaya masyarakat semakin bisa mengenal tradisi, adat istiadat dan budaya sendiri apalagi budaya jawa yang sangat beragam, Acara yang berlangsung selama dua hari ini menyajikan berbagai kesenian dan budaya jawa, mulai dari penampilan gamelan santri, Tembang Genjring Jawa, Tari tradisional, Pameran dan Diskusi Naskah Nusantara, Presentasi Kartu Pandora, Pameran dan Bursa Pusaka Nusantara bahkan ada Workshop Pelatihan Pembuatan Wayang Kulit serta Konservasi Artefak Sejarah dan Prasejarah di museum mini Bumiayu yaitu museum Buton ( Bumiayu, Tonjong).
Selain Pementasan Wayang oleh seorang dalang cilik yang baru berusia 16 tahun ada juga yang lebih menarik dari festival ini yaitu adanya penampilan spesial Christina Duque, seorang Seniwati dari Ecuador, Anggota International Dance Council UNESCO CID. Mahasiswa Pascasarjana ISI Yogyakarta, Christina Duque menampilkan Tari Bujang Ganong, beserta temannya yaitu Edgar Freire yang juga menampilkan Tari Remo Boled yang dikolaborasikan dengan Tarian asal Ecuador.
Dengan adanya Festival ini tentu sebagai wadah dan sarana untuk memperkenalkan kebudayaan pada masyarakat, sehingga saat teknologi dan zaman yang semakin maju budaya kita tidak tertinggal, tidak lekang oleh waktu dan selalu dilestarikan karena kebudayaan merupakan identitas bangsa, ciri khas suatu bangsa yang memiliki keistimewaan. Oleh karena itu, menjaga nilai-nilai budaya menjadi penting agar nilai-nilai luhur budaya, yang ada di dalam suatu tradisi dapat tetap dipertahankan dan tetap terjaga sampai ke tangan anak cucu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H