#samarinda #tenggarong #bontang #balikpapan #berau #sengatta #zakat #infaq #sedekah #wakaf #kaltim #indonesian
Begitulah kurang lebih isinya.
Saat itu selama Ramadhan, aku memang tidak pernah mengeluarkan hak untuk orang lain dalam berinfaq tetapi pesan seniorku seolah memberikan alarm bahwa ada harta yang harus disucikan.
Dalam brodcast tersebut, saya rasa benar dibutuh dan completed dalam mengatasi persoalan krusial dalam lingkungan kita, pendidikan, kemiskinan, mental health. Saling bantu dengan subsidi silang.
Rp. 87.054. Terlihat dilayar hp isi saldo mobile banking. Krisis memang, saat saya mencoba mengecek uang di mobile bankingku, itulah yang terlihat. Hanya segitu. Saya coba mengecek yang mana yang paling murah tapi tetap bisa berbagi..Â
Saya coba menyampaikan, "mba saya tidak bisa kasih banyak. Cuma adanya segini."
Kupilih paket berbuka puasa jawab beliau "sangat berharga untuk mereka de." Sangat kecil jumlahnya. Bahkan mungkin jika diuangkan bukanlah apa-apa.
Adanya penghimpun sedekah seperti ini sangat membantu untuk kita yang tidak dekat perkampungan, tidak dekat dengan orang-orang yang hidupnya cukup sulit, dan dalam keadaan PSBB.
Dengan adanya pesan yang mungkin disengajai oleh Allah, teguran dari Allah bahwa sudah berapa lama kamu tidak bersedekah ? Sudahkah memberikan hak orang lain untuk hari ini?
Karena ada hak orang lain atas sebagian harta kita.
Hidup rumit akan semakin sempit enggan untuk berbagi.
Konsep berbagi tentu tidak lazim jika yang ada pada kepala kita ialah pesan materialistik. Tetapi tidak menggunakan matematika Allah.
Karena matematika Allah tidaklah terhingga. Coba saja, kaukan rasakan keajaiban berbagi.
Kalau saja kita mengerti bahwa ada langit yang selalu tidak pernah alpa dalam memberi dan mengabulkan doa. Mungkin kita adalah orang yang malu dengan keesaan Tuhan dalam berbagi nikmat dan rezeki yang tak terhingga. Yakinlah, sedekah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin justru akan menjadikan harta lebih berkah, insyaaAllah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H