Lucunya,
Di rumah ini saya juga di juluki kader "siasi" padahal berdedikasi di Dakwi. Dan realitanya diawal saya dikader di KAMMI, di berdayakan di LDK, dan di besarkan di KAMMI. Mereka semua membuat saya dewasa. Baik secara softskill, kondisi yang mengajarkan untuk tetap menjadi Muslim Negarawan.
Harusnya memang banyak belajar sama orang-orang solehah seperti mereka. Sudah berpengalaman dan yakin mereka punya banyak mimpi Indah untuk rumah kita. Ya, mereka orang-orang luar biasa apalagi mba di samping saya, sebelum DM3 beliau sudah khatam bacaan AB3.
Ibroh dari meetup dadakan kehujanan itu, Jadi anak AB3 itu bukan cuma sekedar status, tapi harus nyampe ilmunya dan ada amunisi yang disiapkan sebelumnya. (dalam hati siap ini masih otw khatamin buku wajib wkkwk)
Sama Soal Pernikahan itu jangan menyepelekan sekufu/selevel. Banyak yang memang anak ngaji tapi tidak memandang segala aspek termaksud dengan soal politik, jadi ketika diajak maen dan bahasan yang agak jauh. Agak gak nyambung.
Dan gak heran jika yang menikah seperti masuk kedalam sangkar. Tak bisa berbuat apa-apa bahkan terbatas dalam berdakwah. Siapa ? banyak di sekitar kita. Kontrak dan levelnya harus jelas jar, agar ikatan itu tidak jadi persoalan bahkan hambatan dalam beraktivitas. Kenapa harus sekufu agar tidak terjadi hal-hal yang menjadi batas dalam beraktivitas. Justru dengan sekufu bisa saling menguatkan.
Soal sekufu saya sempat nonton taujih salah satu ustad. Beliau bilang jangan hanya mencari yang soleh, kalau juga tidak siap. Ketika itu seorang perempuan mendambakan seorang ikhwan soleh. Ketika didapatinya ikhwan soleh itu.Â
Beberapa minggu si akhwat pucat dan lesu. Setelah ditanya kenapa kok pucat kan nikah sama orang soleh harusnya bahagia. Dijawab oleh perempuan itu "iya memang soleh, dia sampai bangukan tahajud setiap harinya dan berpuasa daud secara rutin sebelum puasa minta dibuatin makan, setelah itu dia diingatkan untuk hafalan surah. Dan duha setiap harinya. saya tidak terbiasa begadang dan bangun dini hari akhirnya, sakit." Saya sedikit ketawa, dengan kisah ini mungkin karena logat dan ekspresi penyampaian ustadnya.
Saya menyimpulkan pertemuan dihari itu bahwa, pada bab sekufu ini bener-bener mesti diclearkan pada saatnya nanti. Dan pantaskan diri, sebelum menyandang status DM3. Karena tujuan dari DM ini outputnya bukan main yaitu syaksiyah siyasiyah dan disini letak untuk mewujudkan Muslim Negarawan untuk mecapai tagline Jayakan Indonesia 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H