Tahukah Anda dengan pohon cannonball? Tentu tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pohon ini termasuk tanaman yang unik dan langka. Saya saja baru mengetahuinya secara tidak sengaja ketika sedang berkunjung ke Taman Kartini, Kota Cimahi untuk berakhir pekan bersama keluarga. Saya melihat pohon ini sedang berbunga lebat disekujur batangnya. Bentuknya sangat indah sehingga membuat saya takjub.
Sejak saat itu saya terus berusaha mencari informasi tentang keberadaan pohon tersebut dan ingin sekali menulisnya. Baru sekarang saya berani menulisnya setelah mendapatkan bahan dari berbagai sumber.
Tujuan saya tidak lain hanya sekedar berbagi pengetahuan seputar tanaman langka yang perlu kita lestarikan, juga ingin mempromosikan Taman Kartini sebagai salah satu destinasi wisata di Kota  Cimahi.
Pohon cannonball diberi nama "Couroupita Guianensis" oleh seorang ahli botani berkebangsaan Perancis, Jean Baptiste Christophore Fuse Aublet pada 1755. Menurut Wikipedia.org, spesies Couroupita Guianensis ini termasuk keluarga Lecythydaceae, dan marga Couroupita.
Banyak sekali sebutan untuk pohon cannonball ini. Setiap daerah mempunyai sebutan sendiri. Misalnya di Indonesia, ada yang menyebut pohon ini dengan sebutan pohon "sala", tetapi ada juga yang menamakannya pohon "kanon".
Beda lagi dengan India, tanaman ini di sana disebut "Shiv Kamal" atau "Kailaspati" dan banyak dijumpai di Kuil Shiva sehingga disebut sebagai bunga "Shivalinga".
Asal pohon cannonball dari Amerika Latin yang beriklim tropis, tepatnya di Amerika Tengah hingga ke Sebagian Amerika Selatan bagian Utara. Namun, kemungkinan besar pohon ini aslinya berasal dari India karena pohon ini sudah tumbuh di sana sekitar dua atau tiga ribu tahun yang lalu.
Ada beberapa alasan mengapa pohon ini disebut cannonball. Ada yang mengatakan bahwa disebut begitu karena ukuran buahnya menyerupai bola meriam. Alasan lainnya karena saat buah tanaman ini sudah matang dan jatuh ke tanah, buahnya retak dan terbuka ketika menyentuh tanah. Jatuhnya buah ini sering menimbulkan suara ledakan kecil.
Secara umum tumbuhan berkayu memiliki bunga yang muncul dari tunas muda, pucuk atau ranting pohonnya. Namun, ada juga sebagian tumbuhan yang menghasilkan bunga dan buah di batang atau cabang utama.
Fenomena seperti ini dikenal dengan istilah "cauliflora", berasal dari kata Latin "caulis" dan "flor" yang artinya "batang" dan "bunga". Tumbuhan yang menghasilkan bunga dan buah di batang atau cabang utama disebut "cauliflorous".
Buah cannonball berbentuk bulat, mirip bola peluru pada atletik tolak peluru dan tekstur kulit buahnya seperti kayu. Diameternya mulai dari 15-24 Cm, beberapa di antara buahnya ada yang menjuntai hingga permukaan tanah. Satu pohon bisa berbuah sebanyak 200-300 buah.
Keunikan cannonball terletak pada bunga yang sangat eksotis. Warna bunganya merah jambu merekah dengan putik berwarna kuning dan beraroma harum semerbak. Setiap malam dan pagi, bunga pohon ini mengeluarkan wangi yang khas.
Sangat berlawanan dengan buahnya yang berbau busuk menusuk hidung. Proses dari bunga mekar sampai menjadi buah sebesar buah kelapa memerlukan waktu sekitar 12-18 bulan.
Ternyata buah cannonball dapat dimakan, tetapi umumnya tidak dimakan oleh manusia karena memiliki bau yang tidak sedap. Biasanya buahnya hanya diberikan sebagai pakan ternak seperti babi dan unggas domestik.
Selain di Taman Kartini, Kota Cimahi, pohon cannonball bisa kita jumpai di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Juga dapat kita temukan di Kebun Raya Bogor, dan lokasi objek wisata Arboretum di Sumber Brantas, Batu, Malang, Jawa Timur, serta bisa kita jumpai di Botanical Garden, Singapore.
Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan kita tentang keberadaan tanaman langka di tanah air. Juga mendukung hasil riset yang telah dilakukan oleh Ika Kusmawati dan Dr. Hilwati Hindersah dari Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung yang merekomendasikan agar diadakan penelitian dan sosialisasi mengenai vegetasi langka di Kota Cimahi, yaitu pohon Cannon ball.
Program Penelitian Perencanaan Wilayah dan Kota dengan judul "Penataan Taman Kartini sebagai Hutan Kota" yang dilakukan oleh dua ilmuwan tersebut telah diterbitkan di Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.2. Â Tujuannya agar keberadaan pohon ini lebih dikenal oleh masyarakat dan dapat dibudidayakan oleh penduduk Kota Cimahi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H